Pentagon atau Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) meyakini pasukan militer Rusia tengah menghadapi kesulitan untuk mendekati dua kota terbesar di Ukraina. Sejak melancarkan invasi empat hari lalu, pasukan Rusia belum juga mampu menguasai ibu kota Kiev dan Kharkiv.
Seperti dilansir AFP, Senin (28/2/2022), sejumlah pejabat AS menuturkan bahwa Rusia kini telah mengerahkan sekitar dua pertiga dari total 150.000 tentara yang tergabung dalam pasukan tempur yang diposisikan di perbatasan.
Namun, menurut informasi yang dimiliki Pentagon, pasukan Rusia belum mencapai tujuan yang ditetapkan sebelum invasi dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pentagon meyakini bahwa rencana Rusia merebut dengan cepat dua kota terbesar Ukraina, yakni Kiev dan Kharkiv, telah memudar karena perlawanan 'kreatif' dari tentara Ukraina, juga karena masalah dukungan bahan bakar dan logistik Rusia sendiri.
"Ini sangat akut bagi kemajuan pergerakan mereka di Kharkiv," sebut salah satu pejabat AS yang enggan disebut namanya.
Selain dari beberapa unit eksplorasi Rusia yang memasuki Kiev, di mana mereka terlibat baku tembak dengan tentara Ukraina, pasukan utama Rusia tetap dihentikan di lokasi berjarak sekitar 30 kilometer sebelah utara ibu kota Kiev.
"Mereka belum mencapai apa yang kami yakini ingin mereka capai pada hari keempat. Jadi dalam banyak hal, mereka terlambat dari jadwal," ungkap seorang pejabat pertahanan AS yang merahasiakan namanya.
"Kami tidak tahu apakah ini kegagalan dalam perencanaan. Kami tidak tahu apakah ini kegagalan dalam pelaksanaan," imbuhnya.
Namun demikian, menurut pejabat AS itu, militer Rusia akan beradaptasi dengan situasi ini dan masih memiliki sepertiga pasukan yang menunggu di perbatasan. "Itu kekuatan tempur yang besar," sebutnya.
Simak video 'Ukraina Menolak Bertemu dengan Rusia di Belarusia untuk Perdamaian':
Lebih lanjut, para pejabat AS itu menyatakan bahwa pasukan Rusia tampaknya bersiap untuk melakukan pengepungan terhadap kota-kota yang belum berhasil dikuasai dengan cepat, khususnya Chernihiv di sebelah timur laut Kiev, yang akan menempatkan sejumlah besar populasi sipil dalam bahaya.
Agar pengepungan itu berhasil, sebut pejabat AS tersebut, "Anda pada dasarnya secara sengaja akan menargetkan infrastruktur sipil dan memicu kerusakan sipil."
"Itu mengkhawatirkan dan memprihatinkan," imbuh pejabat AS tersebut, yang menyebut situasi ini sebagai 'awal dari pendekatan taktis yang buruk oleh Rusia'.