Australia mengecam keras penolakan China untuk mengecam invasi Rusia terhadap Ukraina, saat negara-negara lainnya kompak melontarkan kecaman. Australia juga mengkritik keputusan China melonggarkan pembatasan ekspor dari Rusia yang kini tengah dihujani sanksi negara-negara Barat.
Seperti dilansir AFP, Jumat (25/2/2022), Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menegaskan bahwa dunia harus bersatu untuk mengecam Rusia. Dia secara khusus menyuarakan keprihatinan terhadap 'kurangnya respons keras dari China'.
Bahkan pada Kamis (24/2) waktu setempat, pemerintah China justru mengumumkan bahwa pihaknya akan mengimpor lebih banyak gandum dari Rusia. Langkah tersebut jelas-jelas bertentangan dengan negara-negara Barat, yang kompak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan sekutu-sekutunya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anda tidak bisa membantu Rusia di saat mereka menginvasi negara lain. Itu jelas tidak bisa diterima," tegas Morrison dalam pernyataannya.
Menurut data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Rusia memproduksi sekitar seperempat pasokan gandum dunia dengan nilai perdagangan mencapai miliaran dolar Amerika per tahun. Ukraina memproduksi 10 persen pasokan dunia dan ada kekhawatiran bahwa perang maupun sanksi akan menghambat produksi dan semakin menaikkan harga pangan global yang sudah tinggi.
China sebelumnya hanya mengizinkan impor gandum dari sejumlah wilayah di Rusia, dengan mengutip kekhawatiran penyakit. Kesepakatan untuk melonggarkan impor gandum dari Rusia diumumkan Otoritas Bea Cukai Umum China pada Kamis (24/2) waktu setempat, yang dilaporkan telah disepakati saat Presiden Vladimir Putin berkunjung ke Beijing pada Februari ini.
Terkait serangan Rusia ke Ukraina, otoritas China menolak untuk mengecamnya sebagai 'invasi'. China hanya mendorong dilakukannya dialog dan menyatakan simpati untuk apa yang disebutnya sebagai kekhawatiran keamanan yang 'beralasan' dari Rusia terkait Ukraina.
Negara-negara Barat, di sisi lain, telah mengecam tindakan Putin dan menjatuhkan rentetan sanksi yang menargetkan bank-bank Rusia, para konglomerat yang dekat dengan pemerintah dan para pejabat pemerintahan Rusia.
Simak Video 'China Sebut AS Pemicu Konflik Rusia dan Ukraina':