Penarikan pasukan Rusia dari perbatasan dengan Ukraina pada pertengahan Februari lalu ternyata bukanlah kepastian perang tidak terjadi. Perang meletus setelah genderang ditabuh Presiden Vladimir Putin.
"Saya telah membuat keputusan operasi militer," kata Putin dalam siaran televisi sebelum pukul enam pagi waktu setempat, dilansir AFP, Kamis (24/2/2022).
Sebagaimana diketahui, Rusia sudah mencaplok wilayah Krimea dari Ukraina pada 2014 lalu. Kini, Rusia merekognisi dua wilayah separatis di Ukraina belahan timur, yakni Donbaks dan Luhansk. Separatis di dua wilayah itu pro-Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wanti-wanti dari Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan dunia ternyata tidak membuat perang batal dilancarkan. Sanksi-sanksi ekonomi dari Barat juga tidak membuat Putin surut. Rusia menginvasi Ukraina sejak pagi buta.
Dilansir dari Associated Press, Putin mengatakan operasi militer itu dilakukan sebagai tanggapan atas ancaman yang datang dari Ukraina. Dia menambahkan bahwa Rusia tidak memiliki tujuan untuk menduduki Ukraina. Putin mengatakan tanggung jawab atas pertumpahan darah terletak pada "rezim" Ukraina.
Selanjutnya, darurat militer Ukraina:
Simak Video 'Komisi I DPR: Invasi Rusia ke Ukraina Berpotensi Picu Perang Dunia III':
Darurat militer Ukraina
Sirene peringatan perang meraung-raung di kota-kota Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan status darurat militer di negaranya. Zelensky meminta warganya untuk tidak panik dan dia bertekad akan menang melawan Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan "invasi skala penuh" pada hari Kamis (24/2). Suara-suara ledakan terdengar di kota-kota di Ukraina.
"Putin baru saja meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. Kota-kota Ukraina yang damai sedang diserang," tulis Kuleba dalam postingan di Twitter seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (24/2/2022).
Suara-suara ledakan terdengar di Mariupol, perbatasan Ukraina-Rusia, pada Kamis pagi. Ledakan keras dilaporkan di Kramatorsk, ibu kota efektif pemerintahan Ukraina untuk zona perang timur.
Ledakan juga terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, 35 km selatan perbatasan Rusia di luar zona timur.
"Tolong jangan tinggalkan rumah Anda hari ini karena situasi yang rumit, sekolah, taman kanak-kanak dan institusi lain tidak bekerja hari ini sampai situasinya menjadi lebih jelas," kata Wali Kota Kharkiv, Igor Terekhov lewat Facebook.
Rusia menyerang infrastruktur militer dan para penjaga perbatasan negara Ukraina. Di Kiev, Ibu Kota Ukraina, tedakan juga terjadi. Kota pelabuhan, Odessa dekat Laut Hitam, wartawan AFP juga melaporkan suara ledakan. Belakangan diketahui, ada 18 orang yang tewas akibat serangan di pangkalan militer Ukraina di dekat Odessa, perbatasan dengan Moldova. 18 Orang korban terdiri dari 8 pria dan 10 perempuan.
Bahkan, salah satu bandara di Kiev juga diserang, yakni Boryspil. Wilayah udara Ukraina ditutup dari penerbangan sipil.
"Ini adalah perang agresi. Ukraina akan mempertahankan dirinya sendiri dan akan menang. Dunia bisa dan harus menghentikan Putin. Waktu untuk bertindak adalah sekarang," kata Menlu Ukraina, Dmytro Kuleba.
Ukraina kemudian menembak jatuh helikopter milik Rusia di Luhansk. Ada lima pesawat dan satu helikopter yang ditembak jatuh. Namun, Rusia membantah klaim Ukraina itu.
Selanjutnya, pasukan Rusia masuk terus ke Ukraina:
Tentara Rusia masuk Ukraina
Tentara-tentara Rusia dengan kendaraan militernya masuk ke Ukraina dari arah Belarus, negara yang pro-Rusia. Pemandangan seperti ini disiarkan CNN, mengambil lokasi di Senkivka, perbatasan dengan Veselovka Belarusia, pukul 06.48 pagi waktu setempat.
Pasukan Rusia masuk pula dari jalur Luhansk, Summy, Kharkiv, Chernihiv, dan Zhytomyr yang merupakan daerah perbatasan timur di Ukraina. Dari arah selatan Ukraina, tentara Rusia masuk melalui wilayah Krimea.
Komando militer Ukraina mengklaim telah membunuh sekitar 50 tentara Rusia. Dilansir AFP, pihak Ukraina menyebut tentara Rusia sebagai penjajah.
"Shchastya terkendali. 50 penjajah Rusia tewas," kata staf umum Angkatan Bersenjata Ukraina di Twitter. Ukraina juga mengklaim ada enam pesawat Rusia yang dihancurkan di Distrik Kramatorsk.
Selain itu, ada 10 orang tewas yang berasal dari warga sipil. Hal ini disampaikan Staf Administrasi Kepresidenan Ukraina, Oleksy Arestovych.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memutuskan hubungan diplomatik negaranya dengan Rusia. Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke negaranya.
"Kami memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia," kata Zelensky dalam sebuah pesan video, dilansir AFP, Kamis (24/2/2022).
Ukraina memanggil 200 ribu pasukan cadangan untuk melawan Rusia. Pasukan cadangan berisi personel usia 18 tahun dan 60 tahun untuk jangka waktu satu tahun. Sebanyak 200 ribu orang yang sebagian adalah militer bergabung di dalamnya.