Uni Eropa menyebut invasi Rusia ke Ukraina merupakan masa terkelam bagi Eropa dalam hampir 80 tahun terakhir, yakni sejak akhir Perang Dunia II.
"Ini adalah salah satu masa terkelam bagi Eropa sejak akhir Perang Dunia II," kata Perwakilan Tinggi Uni Eropa Josep Borrell kepada wartawan, dilansir CNN, Kamis (24/2/2022).
Borrell menjanjikan bantuan mendesak ke Ukraina, serta mendukung upaya evakuasi, termasuk staf Uni Eropa di sana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbicara dengan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, Borrell mengatakan Uni Eropa juga akan memberikan Rusia "paket sanksi paling keras yang pernah diterapkan."
Von der Leyen mengatakan dia akan memberikan sanksi "besar dan strategis" terhadap Rusia yang akan disetujui pada hari ini.
Sebelumnya, pada Selasa (22/2) Uni Eropa mengumumkan sanksi awal kepada 351 politisi Rusia yang mengakui kemerdekaan Donetsk dan Luhansk di Ukraina Timur, serta 27 pejabat dan lembaga Rusia lainnya dari sektor pertahanan dan perbankan.
Uni Eropa juga berusaha membatasi akses Moskow ke pasar modal dan keuangan negara-negara Uni Eropa.
Adapun Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada dan Jepang mengumumkan rencana untuk menargetkan bank dan individu 'kaya' Rusia. Sementara Jerman menghentikan proyek pipa gas besar dari Rusia.
Korban Jiwa Terus Berjatuhan
Ukraina melaporkan korban akibat invasi Rusia ke negaranya. Korban terus bertambah, baik kematian maupun korban luka-luka.
Petugas perbatasan Ukraina melaporkan pasukan darat Rusia telah memasuki wilayah mereka dari berbagai arah, melalui perbatasan Belarusia, wilayah Luhansk, Sumy, Kharkiv, Chernihiv dan Zhytomyr hingga melalui semenanjung Krimea. Militer Rusia diketahui memasuki wilayah Ukraina dengan mengendarai tank dan alat berat lainnya.
"Setidaknya tiga orang tewas dalam invasi di perbatasan," demikian dilaporkan petugas penjaga perbatasan, dilansir Al Arabiya, Minggu (24/2/2022).
Pejabat pemerintah Ukraina memberikan angka korban lebih tinggi.
"Sedikitnya delapan orang tewas dan sembilan luka-luka akibat serangan Rusia," kata seorang penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina secara terpisah.