Biden Umumkan Rentetan Sanksi Baru untuk Rusia, Apa Saja?

Biden Umumkan Rentetan Sanksi Baru untuk Rusia, Apa Saja?

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 23 Feb 2022 12:10 WIB
Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengumumkan serentetan sanksi terbaru untuk Rusia terkait langkah yang disebutnya sebagai awal invasi ke Ukraina. Sanksi-sanksi baru AS ini menargetkan dua bank Rusia dan elite konglomerat di negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin tersebut.

"Ini merupakan awal dari invasi Rusia ke Ukraina," ucap Biden dalam pidato yang disiarkan televisi setempat dari Gedung Putih seperti dilansir AFP, Rabu (23/2/2022).

Biden menekankan bahwa langkah-langkah ini hanyalah 'tahap pertama' untuk respons AS terhadap tindakan Putin 'merampas sebagian besar Ukraina'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakan Biden bahwa lebih banyak sanksi akan menyusul jika Putin memperluas cengkeraman militer Rusia terhadap Ukraina, atau di luar dua wilayah kecil di daerah Donbas, Ukraina bagian timur, yang sudah sejak lama dikendalikan oleh separatis pro-Rusia.

Putin mengumumkan pada Senin (21/2) waktu setempat, bahwa dirinya mengakui kemerdekaan dua wilayah Ukraina bagian timur itu -- Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk, dan menugaskan pasukan militer Rusia ke dua wilayah itu dalam misi yang disebutnya 'menjaga perdamaian'.

ADVERTISEMENT

"Dia mempersiapkan alasan untuk melangkah lebih jauh," sebut Biden.

Lebih lanjut, Biden menjelaskan bahwa sanksi tahap pertama dari AS ini menargetkan utang negara Rusia, dengan memotong 'pemerintah Rusia dari pendanaan Barat'. Dia juga menyebut bahwa sanksi-sanksi AS ini menargetkan dua bank dan sejumlah anggota spesifik dari kalangan 'elite' Rusia.

Dua bank Rusia yang dimaksud terdiri atas bank pembangunan negara Vnesheconombank (VEB) dan Perusahaan Saham Gabungan Publik Promsvyazbank (PSB). Menurut Associated Press, VEB sangat krusial bagi kemampuan Rusia untuk mengumpulkan dana, sedangkan PSB sangat penting bagi sektor pertahanan Rusia.

Kedua bank itu disebut memiliki aset gabungan dengan nilai lebih dari US$ 80 miliar dan akan dilarang melakukan transaksi dalam sistem perbankan AS dan Eropa.

Dalam pernyataannya, Biden juga mengatakan bahwa AS akan terus mengirimkan persenjataan 'defensif' kepada militer Ukraina, namun menggarisbawahi bahwa 'masih ada waktu' untuk diplomasi. "Untuk menghindari skenario terburuk," ujarnya.

Selama berminggu-minggu, AS dan sekutu-sekutunya memperingatkan bahwa invasi penuh terhadap Ukraina oleh pasukan Rusia akan memicu sanksi ekonomi yang menghancurkan.

Beberapa saat setelah Putin mengumumkan pengakuannya untuk dua wilayah Ukraina timur, Biden mengumumkan sanksi terbatas yang menargetkan dua wilayah yang dikuasai separatis pro-Rusia itu. Namun diketahui bahwa kedua wilayah itu hampir tidak memiliki hubungan dengan AS.

Secara terpisah, seorang pejabat senior AS yang enggan disebut namanya, menyatakan bahwa langkah-langkah lebih berat akan dilakukan AS nantinya.

"Tidak ada lembaga keuangan Rusia yang aman jika invasi berlanjut," ucap pejabat senior AS itu kepada wartawan setempat.

Kontrol atas ekspor yang menghentikan aliran komponen berteknologi tinggi ke Rusia, sebut pejabat senior AS itu, juga merupakan 'komponen penting dalam sanksi potensial kita'. Pejabat senior AS ini menyebut langkah-langkah itu 'sangat ampuh karena kita berbicara soal teknologi kritis yang dibutuhkan Rusia untuk mendiversifikasi perekonomiannya'.

Pekan lalu, wakil penasihat keamanan nasional AS untuk perekonomian internasional, Daleep Singh, memperingatkan bahwa serangkaian sanksi yang dipersiapkan akan mengubah Rusia menjadi 'paria' internasional.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads