Ukraina Timur Kian Tegang, Rusia Gelar Uji Coba Rudal Hipersonik

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 20 Feb 2022 17:54 WIB
Rusia lakukan latihan militer (Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Jakarta -

Wilayah Ukraina Timur memanas setelah ratusan peluru artileri meledak di sepanjang jalur kontak antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia. Akibat penembakan dan ledakan di mana-mana, ribuan orang terpaksa harus dievakuasi, kian meningkatkan kekhawatiran akan invasi Rusia.

Dilansir Associated Press dan New York Post, Minggu (20/2/2022) Para pemimpin Barat memperingatkan bahwa Rusia siap untuk menyerang Ukraina, yang dikepung di tiga sisi oleh sekitar 150.000 tentara, pesawat tempur dan peralatan Rusia. Di tengah memanasnya kondisi di Ukraina Timur, Rusia mengadakan latihan militer pada Sabtu (19/2). Rusia juga terus melakukan latihan angkatan laut di lepas pantai di Laut Hitam.

Kantor berita Rusia, RIA Novosti dan Interfax mengutip juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov yang mengatakan latihan tersebut telah dimulai. Disebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko menyaksikan latihan tersebut dari ruang situasi di Kremlin.

Dalam sebuah pernyataan, Kremlin menyatakan bahwa Rusia berhasil menguji coba rudal balistik hipersonik terbarunya, rudal jelajah, dan rudal balistik berkemampuan nuklir sebagai bagian dari latihan militer tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menembakkan dua rudal balistik antarbernua Yars (dari barat laut Rusia dan dari kapal selam di Laut Barents) dan mencapai target di semenanjung timur Kamchatka. Rudal jelajah dan rudal hipersonik Zircon juga diluncurkan dari kapal dan kapal selam.

"Semua rudal mencapai target mereka, mengkonfirmasi tujuan kinerja mereka", kata Kremlin dalam pernyataannya, seraya menambahkan bahwa latihan itu juga melibatkan pesawat-pesawat pembom Tu-95 serta kapal-kapal selam.

Selama berbulan-bulan, Amerika Serikat dan banyak negara Eropa telah menuduh Rusia berusaha menciptakan dalih untuk menyerang Ukraina. Mereka telah mengancam sanksi besar-besaran dan segera jika itu terjadi, yang dibantah keras oleh Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memilih tempat bertemu di mana kedua pemimpin dapat bertemu untuk mencoba menyelesaikan krisis. Rusia telah membantah rencana untuk menyerang.

"Ukraina akan terus mengikuti hanya jalur diplomatik demi penyelesaian damai," kata Zelenskyy dalam Konferensi Keamanan Internasional di Munich, Jerman. Tidak ada tanggapan langsung dari Kremlin soal seruan damai itu.

Seorang pejabat tinggi Uni Eropa, Charles Michel, mengatakan pada hari Minggu bahwa "pertanyaan besarnya tetap: apakah Kremlin menginginkan dialog?"

Michel berkata, "Satu hal yang pasti: jika ada agresi militer lebih lanjut, kami akan bereaksi dengan sanksi besar-besaran."

Simak juga Video: Penampakan Perumahan di Ukraina Rusak Akibat Serangan Artileri






(izt/knv)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork