Militan Al-Shabaab melancarkan serangan serentak terhadap kantor polisi di sekitar Ibu Kota Somalia, Mogadishu. Sebanyak 2 orang tewas dan belasan orang terluka.
Dilansir AFP, Jumat (18/2/2022) kelompok bersenjata berat menyerbu sebuah kantor polisi di distrik Kaxda pada tengah malam. Mereka kemudian terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan.
"Teroris yang menggunakan kendaraan yang sarat dengan bahan peledak menyerang kantor polisi di distrik Kaxda dan menimbulkan korban pada penduduk sipil di sekitar daerah itu," kata juru bicara polisi Abdifatah Adan Hassan kepada wartawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hassan menambahkan bahwa orang-orang bersenjata itu juga menyita sebuah kendaraan polisi. Petugas kemudian mengejar mereka.
Dalam 2 serangan dalam semalam itu, gerilyawan menargetkan pinggiran Darussalam di pinggiran Mogadishu. Dua orang tewas dalam insiden itu.
"Dua gadis muda tewas dalam insiden itu sementara enam belas warga sipil lainnya dan tiga anggota pasukan keamanan terluka," tambahnya.
Penduduk yang cemas menghabiskan malam tanpa tidur ketika suara tembakan bergema di sekitar lokasi kejadian. Beberapa saksi mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu menyebabkan getaran di dalam rumah mereka.
"Ini adalah kejadian yang mengerikan; semua orang panik dan anak-anak saya mulai menangis setelah ledakan mengguncang rumah kami," kata seorang warga Mogadishu Fadumo Idris.
"Baku tembak sengit berlanjut selama lebih dari 30 menit sebelum situasi kembali normal, kami belum pernah melihat pertempuran seperti itu di Mogadishu baru-baru ini," lanjutnya.
Warga Kaxda, Hassan Mohamud, mengatakan gerilyawan "secara singkat memasuki kantor polisi setelah hancur parah dalam ledakan itu, ada penegakan hukum oleh polisi dan mereka kemudian mundur," katanya.
Al-Shabaab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengatakan bahwa menargetkan enam lokasi di dalam dan sekitar Ibu Kota.
Mogadishu mengalami rentetan serangan dalam beberapa pekan terakhir ketika Somalia tertatih-tatih melalui krisis politik. Krisis politik itu disebabkan oleh ketidaksepakatan jangka panjang atas pemilihan yang tertunda.
Presiden dan perdana menteri Somalia telah berselisih mengenai proses pemilihan. Pemilihan ini terlambat lebih dari satu tahun dan telah dirusak oleh kekerasan.
Kebuntuan mengenai pemilihan itu itu telah mengkhawatirkan dunia internasional. Mereka khawatir hal itu mengalihkan perhatian dari pertempuran melawan Al-Shabaab, kelompok jihad terkait Al-Qaeda yang telah memerangi pemerintah pusat selama lebih dari satu dekade.
Al-Shabaab diusir dari Mogadishu pada 2011 setelah serangan oleh pasukan Uni Afrika. Akan tetapi mereka masih menguasai petak luas pedesaan Somalia untuk melancarkan serangan reguler.