Perdana Menteri (PM) Israel Naftali Bennett telah menyelesaikan kunjungan bersejarahnya ke Bahrain. Pemimpin negeri Yahudi itu menyebut kunjungan yang sukses tersebut menawarkan "model baru" hubungan Israel-Arab.
"Ini adalah kunjungan yang sangat sukses, sambutan yang hangat, koneksi yang kuat, atmosfir yang sangat terbuka," kata Bennett pada akhir kunjungannya ke negara Teluk yang kaya minyak itu.
Dilansir dari kantor berita AFP, Rabu (16/2/2022), kunjungan ini dilakukan 17 bulan setelah Israel dan Bahrain mengakhiri ketegangan selama puluhan tahun untuk menormalisasi hubungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lawatan itu merupakan terobosan diplomatik terbaru sejak beberapa negara Arab di bawah Kesepakatan Abraham 2020 yang ditengahi Amerika Serikat, mengakhiri isolasi mereka terhadap Israel, meskipun konflik Israel-Palestina terus berlangsung.
Bennett merupakan kepala pemerintahan Israel pertama yang mengunjungi Bahrain. Dia menyebut lawatan itu telah menawarkan "suasana yang sangat berbeda dalam hubungan Arab-Israel" daripada di masa lalu.
"Ini adalah model baru, itu model yang bagus," katanya.
"Tujuan saya adalah untuk menciptakan cincin aliansi antara Israel dan negara-negara Arab di kawasan itu," kata Bennett saat mengakhiri kunjungannya pada Selasa (15/2) malam waktu setempat.
Dalam kunjungannya, Bennett bertemu dengan Raja Hamad bin Isa Al-Khalifa dan Putra Mahkota Salman bin Hamad Al-Khalifa, yang juga perdana menteri negara kepulauan itu.
Keduanya menerima undangan untuk mengunjungi Israel dalam "waktu dekat", kata Menteri Luar Negeri Bahrain Abdellatif al-Zayani
Menurut kantor berita resmi Bahrain, Raja Bahrain menyambut baik kunjungan Bennett dan menekankan pentingnya memperkuat kemitraan bilateral sehubungan dengan Kesepakatan Abraham.
Selama kunjungannya, Bennett juga bertemu dengan komunitas kecil Yahudi di Bahrain, sekitar 50 orang, yang telah mempraktekkan iman mereka secara tertutup sejak dimulainya konflik Arab-Israel tahun 1947.
Setelah Kesepakatan Abraham, sebuah sinagoga kecil di jantung Manama direnovasi dan dibuka kembali.
Bennett mengatakan kepada anggota komunitas Yahudi bahwa dia "senang" berada di Bahrain dan "bertemu keluarga saya".
Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara Arab ketiga dan keempat -- setelah Mesir dan Yordania -- yang menjalin hubungan dengan Israel dalam pakta yang dinegosiasikan di bawah presiden AS saat itu Donald Trump. Bennett mengunjungi UEA pada bulan Desember 2021 lalu.