Pemerintah Filipina mengklaim negaranya kini 'berisiko rendah' dari virus Corona (COVID-19). Klaim ini disampaikan saat lebih banyak orang yang divaksinasi dan angka rawat inap merosot di negara tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (15/2/2022), sejak pekan lalu, Filipina membuka kembali wilayahnya untuk wisatawan asing untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir sejak pandemi merebak.
Namun pembatasan kesehatan masih diberlakukan dengan masa kampanye untuk pemilu 9 Mei telah dimulai, yang biasanya diwarnai banyak aksi perkumpulan massa yang berpotensi menjadi acara superspreader Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Wilayah Ibu Kota Nasional dan seluruh Filipina sekarang memiliki klasifikasi berisiko rendah," ucap juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Karlo Nograles, kepada wartawan setempat.
Klasifikasi berisiko rendah yang dimaksud berkaitan dengan pertumbuhan kasus Corona, prevalensi dan kapasitas sistem kesehatan.
Setelah lonjakan kasus akibat varian Omicron dan varian Delta yang memicu pemerintah Filipina untuk membatasi pergerakan warga, angka keterisian tempat tidur di rumah sakit tercatat menurun hingga sekitar 30 persen.
Para pejabat kesehatan setempat menyebut jumlah rata-rata kasus harian Corona mencapai 3.600 kasus dalam sepekan terakhir. Sedangkan jumlah orang-orang yang divaksinasi penuh melonjak ke sekitar 56 persen dari total populasi Filipina.
Setelah lockdown berkepanjangan merusak perekonomian dan membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan, Wakil Menteri Kesehatan, Maria Rosario Vergeire, mengungkapkan bahwa pemerintah Filipina kini berencana mencabut semua pembatasan Corona. Namun dia tidak menyebut kerangka waktu untuk rencana itu.
"Ketika itu terjadi, semua pembatasan akan dicabut dan semuanya akan diatur secara mandiri," imbuhnya.
Menurut data pemerintah, lebih dari 3,6 juta kasus Corona terkonfirmasi di Filipina sejauh ini, dengan lebih dari 55.000 kematian.