Junta Militer Myanmar Akan Bebaskan Massal 814 Tahanan

Junta Militer Myanmar Akan Bebaskan Massal 814 Tahanan

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 12 Feb 2022 14:43 WIB
FILE - In this June 23, 2021, file photo, Commander-in-Chief of Myanmars armed forces, Senior Gen. Min Aung Hlaing delivers his speech at the IX Moscow conference on international security in Moscow, Russia. Southeast Asian leaders are meeting Oct. 26-28, 2021 for their annual summit where Myanmar’s top general, whose forces seized power in February and shattered one of Asia’s most phenomenal democratic transitions, has been shut out for refusing to take steps to end the deadly violence. Myanmar defiantly protested the exclusion of Min Aung Hlaing, who currently heads its government and ruling military council, from the summit of the ASEAN. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengumumkan pengampunan untuk ratusan tahanan dalam rangka Hari Persatuan (dok. AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool, File)
Naypyitaw -

Junta militer Myanmar menyatakan akan membebaskan lebih dari 800 tahanan dalam pemberian amnesti massal untuk memperingati Hari Persatuan di negara tersebut. Para tahanan yang dibebaskan kebanyakan ditahan di penjara-penjara Yangon.

Seperti dilansir AFP, Sabtu (12/2/2022), kepala junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing dalam pernyataannya mengumumkan bahwa sebanyak 814 tahanan akan dibebaskan dalam 'perintah pengampunan dalam rangka Peringatan Berlian Hari Persatuan' yang jatuh setiap tanggal 12 Februari.

Hari Persatuan merupakan hari saat Perjanjian Panglong ditandatangani dan diloloskan tahun 1947 silam, sehingga Burma -- nama lain Myanmar -- menjadi negara bersatu. Tahun ini, Myanmar memperingati Hari Persatuan ke-75 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dituturkan juru bicara junta Myanmar, Zaw Min Tun, bahwa tahanan yang mendapatkan pengampunan dan dibebaskan sebagian besar berasal dari penjara-penjara di pusat komersial Yangon.

Namun Zaw tidak menyebut lebih lanjut apakah akademisi Australia, Sean Turnell, termasuk dalam tahanan yang akan dibebaskan.

ADVERTISEMENT

Turnell, seorang profesor ekonomi asal Australia, bekerja sebagai penasihat untuk pemimpin sipil Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang digulingkan dalam kudeta dan ditangkap sejak Februari tahun lalu. Dia didakwa melanggar undang-undang rahasia negara dan terancam hukuman maksimum 14 tahun penjara jika terbukti bersalah.

Pada Hari Persatuan tahun lalu, junta militer Myanmar membebaskan sekitar 23.000 tahanan, dengan sejumlah kelompok hak asasi manusia (HAM) mengkhawatirkan langkah itu akan memicu kekacauan.

Kudeta militer Myanmar pada 1 Februari 2021 telah memicu unjuk rasa besar-besaran dan penindakan tegas oleh pasukan keamanan setempat. Menurut kelompok pemantau lokal, lebih dari 1.500 warga sipil tewas dan nyaris 12.000 orang ditangkap dalam penindakan tegas itu.

Simak juga 'Aung San Suu Kyi Divonis 4 Tahun Penjara':

[Gambas:Video 20detik]



(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads