Penjaga Pantai Trinidad dan Tobago mengatakan bahwa seorang bayi migran asal Venezuela meninggal dalam operasi keamanan di perairannya. Korban tewas saat penjaga pantai menembak mesin kapal yang membawa migran ilegal.
Dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022) Penjaga Pantai mengatakan salah satu kapal patroli memerintahkan kapal untuk berhenti. Petugas kemudian menembaki mesin kapal dalam upaya tersebut. Dalam kapal itu petugas menemukan adanya migran.
"Pemeriksaan lebih lanjut menemukan satu wanita dewasa yang menggendong bayi yang dia indikasikan berdarah," kata pernyataan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu menambahkan wanita itu dibawa ke fasilitas kesehatan setempat. Bayi itu kemudian tak sadarkan diri.
"Sayangnya, bayi itu ditemukan tidak sadarkan diri," katanya.
Perdana Menteri Trinidad dan Tobago Keith Rowley mengatakan dia telah berbicara dengan Wakil Presiden Venezuela Delcy Rodriguez tentang insiden tersebut. Dia berharap untuk kerjasama masa depan yang lebih baik antara Penjaga Pantai Trinidad dan Garda Nasional Venezuela.
"Saya menyatakan simpati terdalam saya atas nama saya sendiri dan semua orang di Trinidad dan Tobago sehubungan dengan hilangnya nyawa bayi yang tidak beruntung itu," kata Rowley dalam sebuah pernyataan pada Minggu malam.
Kementerian Luar Negeri Venezuela dalam sebuah pernyataan menyatakan penyesalan atas insiden itu. Mereka juga mendesak agar Trinidad melakukan penyelidikan secara menyeluruh.
"Penyesalan dan penolakan terdalamnya atas insiden itu. (Mendesak) untuk melakukan penyelidikan menyeluruh untuk mengklarifikasi fakta seputar insiden fatal ini," katanya.
Setidaknya 40.000 orang Venezuela tinggal di Trinidad dan Tobago. Banyak di antaranya tiba dengan perahu kecil yang kelebihan muatan. Migran itu meninggalkan negara mereka selama keruntuhan ekonomi.