Militer Rusia dilaporkan mulai menggelar latihan taktis di bagian selatan wilayahnya pada Selasa (8/2) waktu setempat. Latihan militer ini akan digelar pada malam hari selama tiga pekan ke depan, di tengah ketegangan dengan negara-negara Barat soal Ukraina.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (8/2/2022), sejumlah kantor berita Rusia yang mengutip juru bicara Komando Distrik Militer Selatan melaporkan bahwa latihan taktis malam hari selama tiga pekan itu akan melibatkan sistem rudal, tank dan kendaraan lapis baja.
Pengumuman Rusia ini tidak memperjelas apakah latihan militer ini merupakan perkembangan baru atau bagian dari rencana sejak lama. Pada Desember tahun lalu, Rusia mengumumkan bahwa sekitar 3.000 latihan akan digelar di distrik militer selatan sepanjang tahun 2022.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Distrik militer selatan Rusia diketahui berbatasan dengan Ukraina, dan mencakup Crimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina tahun 2014 lalu.
Namun, daftar 10 area di wilayah Rusia bagian selatan dan wilayah Georgia yang memisahkan diri, di mana latihan militer akan digelar tidak menyertakan wilayah-wilayah di sepanjang perbatasan Ukraina.
Disebutkan kepala layanan pers untuk distrik militer selatan, Vadim Astafyev, seperti dikutip kantor berita Rusia, bahwa lebih dari 30 latihan taktis, yang masing-masing melibatkan sekitar 400 tentara dan sekitar 80 unit peralatan militer, akan digelar di sebanyak 15 titik di distrik militer selatan.
Pengumuman latihan militer Rusia ini disampaikan beberapa jam setelah seorang pejabat pemerintahan Prancis mengungkapkan bahwa Presiden Rusia, Vladimir Putin, berjanji tidak melakukan manuver baru di dekat perbatasan Ukraina untuk saat ini.
Janji itu disebut disampaikan Putin saat bertemu dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang berkunjung ke Kremlin pada Senin (7/2) waktu setempat. Namun dalam tanggapan terbaru, Kremlin membantah bahwa Putin menyampaikan janji itu kepada Macron.
Macron diketahui menjadi pemimpin Barat paling top yang bertemu Putin sejak Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentara ke dekat perbatasan Ukraina. Negara-negara Barat menuduh Rusia merencanakan invasi ke Ukraina.
Tuduhan itu telah dibantah berulang kali oleh Rusia, namun ditegaskan juga bahwa Rusia bisa mengambil tindakan militer tak ditentukan jika tuntutannya tidak dipenuhi. Salah satu tuntutan Rusia adalah meminta NATO berjanji untuk tidak menerima Ukraina sebagai anggota aliansinya.