Pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurayshi tewas dalam operasi Amerika Serikat di Suriah awal pekan ini. Pemerintah Singapura menyebut kejadian itu sebagai "perkembangan signifikan untuk perang global yang sedang berlangsung melawan terorisme".
Demikian pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) hari ini seperti diberitakan media Singapura, Channel News Asia, Sabtu (5/2/2022).
Pernyataan MFA tersebut disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan pada hari Kamis (3/2) bahwa pemimpin ISIS tersebut tewas setelah meledakkan bom ketika pasukan khusus AS menyerbu tempat persembunyiannya di Suriah, dalam serangan helikopter malam hari yang "sangat menantang".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terorisme dan ekstremisme kekerasan tetap menjadi ancaman serius bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Singapura," kata MFA.
"Sebagai anggota Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS, Singapura tetap menjadi pendukung kuat upaya kontraterorisme internasional dan memastikan kekalahan abadi ISIS," tandas MFA.
Qurayshi, juga dikenal sebagai Amir Mohammed Said Abd al-Rahman al-Mawla, mengambil alih kelompok ISIS dua tahun lalu setelah pendirinya, Abu Bakr al-Baghdadi juga tewas meledakkan dirinya dalam serangan pasukan khusus AS pada Oktober 2019.
Qurayshi dijuluki "Penghancur" dan memimpin pembantaian warga etnis Yazidi sebelum mengambil alih kepemimpinan.
Simak Video 'Joe Biden Umbar Dosa-dosa Pemimpin ISIS yang Tewas Meledakkan Diri':