Seorang remaja India yang ditahan selama lebih dari seminggu oleh pasukan China di sepanjang perbatasan Himalaya yang disengketakan, telah disiksa saat berada dalam penahanan.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (4/2/2022), remaja tersebut, Miram Teron sedang dalam perjalanan berburu di negara bagian Arunachal Pradesh ketika dia ditahan oleh tentara China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Remaja berusia 17 tahun itu dipulangkan sembilan hari kemudian, tetapi ayahnya, Apang Teron mengatakan kepada AFP bahwa dia telah ditendang dan disetrum saat ditahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tangan Miram masih ada bekas borgol. Dia lemah dan shock," kata Apang Teron.
Sang ayah menambahkan, remaja itu dipaksa berjalan sambil ditutup matanya dan dengan tangan diikat di belakang punggungnya ke kamp PLA di mana dia dilecehkan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India Arindam Bagchi mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (3/2) bahwa pemerintah India telah membahas klaim penahanan Miram dengan China.
Militer India belum mengomentari klaim penyiksaan itu tetapi mengkonfirmasi pada 27 Januari bahwa remaja itu telah diserahkan.
Miram "bersemangat tinggi dan gembira bisa kembali ke negaranya", demikian pernyataan militer India pekan lalu.
Militer India juga berterima kasih kepada PLA atas "kembalinya remaja India itu, yang melanjutkan pemeliharaan perdamaian dan ketenangan".
India dan China telah lama memperebutkan perbatasan luas yang membentang antara dua negara terpadat di dunia tersebut, dan terlibat perang perbatasan singkat di Arunachal Pradesh pada tahun 1962.
Beijing mengklaim sebagian besar wilayah di negara bagian itu, yang disebutnya sebagai Tibet Selatan.
Ketegangan berkobar pada tahun 2020 setelah pertempuran mematikan di dataran tinggi di wilayah Ladakh, yang menyaksikan pertempuran tangan kosong antara pasukan di Lembah Galwan yang diperebutkan.
Perkelahian itu menewaskan sedikitnya 20 tentara India dan empat tentara China.