Prancis Musnahkan 1 Juta Unggas Gegara Flu Burung

Prancis Musnahkan 1 Juta Unggas Gegara Flu Burung

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 21 Jan 2022 11:33 WIB
Over one million birds have already been killed in attempts to smother the avian flu outbreak that began in late November. PHOTO: AFP
Prancis memusnahkan banyak unggas sejak kemunculan wabah flu burung akhir November lalu (AFP Photo)
Paris -

Pemerintah Prancis mengatakan akan memusnahkan lebih dari 1 juta ekor unggas dalam beberapa pekan ke depan, untuk memerangi lonjakan wabah flu burung di peternakan-peternakan setempat.

Seperti dilansir AFP, Jumat (21/1/2022), semua bebek, ayam dan kalkun yang ada di 226 wilayah di Landes, Gers dan Pyrenees Antlantiques harus dimusnahkan. Totalnya ada 1,3 juta unggas yang akan dimusnahkan oleh otoritas Prancis.

"Kita membutuhkan waktu sekitar tiga pekan untuk membersihkan seluruh area," demikian pernyataan Kementerian Pertanian Prancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan memusnahkan populasi unggas yang menjadi tempat virus menyebar, otoritas setempat berharap mempersingkat wabah dan mencegahnya menyebar ke wilayah-wilayah lainnya yang menjadi lokasi peternakan unggas.

Lebih dari 1 juta burung telah dimusnahkan dalam upaya meredam wabah flu burung yang mulai muncul akhir November lalu. Para peternak di kawasan tersebut, yang terkenal dengan foie gras liver pate yang menguntungkan namun kontroversial, mendapatkan kompensasi untuk unggas mereka yang dimusnahkan.

ADVERTISEMENT

Kementerian Pertanian berencana melibatkan rumah penjagalan hewan dan mengerahkan sejumlah besar pekerja, termasuk mahasiswa kedokteran hewan, untuk mempercepat proses pemusnahan.

Sejumlah negara Eropa tengah menghadapi jenis flu burung yang sangat menular, H5N1, setahun setelah virus serupa memusnahkan banyak ternak.

Empat wabah flu burung melanda Prancis dan terutama di wilayah barat daya negara itu sejak tahun 2015, dengan 3,5 juta unggas telah dimusnahkan pada musim dingin lalu.

Dicetuskan peternak bebek, Herve Dupouy, yang juga ketua serikat peternak hewan di Landes bahwa langkah-langkah seperti karantina saat terjadi kontak potensial dengan burung liar yang bermigrasi, dan mengurangi kepadatan peternakan bebek 'diperlukan, namun belum cukup'.

"Kami putus asa, moral peternak buruk. Bagaimana kami bisa menatap masa depan dari situasi yang kami alami, dengan hewan-hewan mati di peternakan kami?" ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads