Pihak berwenang Kanada menemukan mayat empat orang termasuk seorang bayi, beberapa meter dari perbatasan Amerika Serikat di sepanjang rute yang digunakan oleh para migran. Mereka diyakini tewas membeku dalam badai salju.
Dilansir dari kantor berita AFP, Jumat (21/1/2022), suhu pada hari Rabu (19/1) waktu setempat ketika mayat-mayat itu ditemukan di tengah tumpukan salju, dengan memperhitungkan angin, adalah minus 35 derajat Celcius.
"Pada tahap penyelidikan yang sangat awal ini, tampaknya mereka semua meninggal karena terpapar cuaca dingin," kata kepolisian Kanada, Royal Canadian Mounted Police dalam sebuah pernyataan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayat dua orang dewasa dan seorang bayi ditemukan sekitar 12 meter dari perbatasan Amerika Serikat, sekitar 10 kilometer (enam mil) dari kota Emerson di provinsi Manitoba, Kanada tengah.
Mayat orang keempat yang tampaknya seorang remaja laki-laki ditemukan kemudian, kata polisi.
Sebelumnya pada hari itu, agen perbatasan di pihak AS menahan sekelompok orang yang baru saja menyeberang dan membawa barang-barang bayi tetapi tidak ada bayi. Ini memicu pencarian di kedua sisi perbatasan.
Mayat pertama ditemukan setelah empat jam pencarian.
Tonton juga Video: Seorang Bayi di New York Tertembak Peluru Nyasar di Wajahnya
Departemen Kehakiman AS mengatakan pada hari Kamis (20/1) waktu setempat bahwa mereka telah menangkap seorang pria di sepanjang rute yang sama, menuduhnya melakukan penyelundupan manusia.
Departemen Kehakiman menyatakan, pria berusia 47 tahun yang merupakan penduduk asli Florida itu ditemukan sedang mengendarai sebuah van dengan dua warga negara India yang tidak berdokumen, di area kurang dari satu mil selatan perbatasan Kanada, di dekat tempat sekelompok migran ditangkap.
Kewarganegaraan para korban tidak disebutkan, meskipun Departemen Kehakiman AS mengatakan mereka "sementara diidentifikasi" sebagai anggota terpisah dari kelompok yang sama yang ditahan.
Asisten Komisaris Manitoba Jane MacLatchy mengatakan pada konferensi pers bahwa dia menganggap orang-orang ini sebagai "korban".
"Kami sangat prihatin bahwa upaya penyeberangan ini mungkin telah difasilitasi dalam beberapa cara dan bahwa individu-individu ini termasuk seorang bayi ditinggalkan sendiri di tengah badai salju ketika cuaca berkisar minus 35 derajat Celcius," imbuhnya.
Baca juga: Badai Salju Musim Dingin di AS Pecah Rekor |