Para petempur Taliban berparade di sebuah kota di Afghanistan untuk pamer kekuatan. Ini dilakukan beberapa hari setelah bala bantuan dikirim ke kota tersebut untuk memadamkan kerusuhan terkait penahanan seorang komandan populer.
Aksi protes yang diwarnai kerusuhan tersebut meletus pekan lalu di Maymana, ibu kota provinsi Faryab, setelah seorang komandan Taliban Uzbekistan ditahan karena diduga terkait dengan rencana penculikan.
Dilansir dari kantor berita AFP, Senin (17/1/2022), kerusuhan tersebut memicu kekhawatiran ketegangan antara warga sipil Uzbekistan dan Pashtun serta petempur Taliban. Bahkan beredar laporan yang belum dikonfirmasi bahwa anggota-anggota kedua kelompok etnis telah tewas dalam bentrokan terpisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengerahkan ratusan pasukan dari provinsi tetangga dan situasinya terkendali sekarang," kata Latifullah Hakimi, seorang pejabat senior Kementerian Pertahanan Taliban kepada AFP.
Parade yang dilakukan Taliban pada hari Minggu (16/1) waktu setempat itu termasuk barisan petempur yang mengenakan tunik shalwar kameez putih, rompi tempur khaki, dan penutup kepala.
Puluhan petempur bersenjata berat menaiki bagian belakang truk-truk pick-up dan kendaraan lapis baja, yang disita dari pemerintah Afghanistan dan pasukan Amerika Serikat selama pengambilalihan yang cepat oleh Taliban tahun lalu.
"Kami mengadakan parade militer di kota untuk meyakinkan orang-orang bahwa kami tidak akan membiarkan siapa pun mengganggu keamanan," kata Jaweed, seorang komandan Taliban di Maymana.
Penduduk Maymana berbaris di sepanjang rute parade, banyak yang berwajah dingin saat mereka memfilmkan pawai Taliban itu dengan kamera ponsel mereka.
"Dua hari yang lalu situasinya tidak baik karena demonstrasi, tetapi sekarang situasinya normal," kata Rohullah, seorang penjaga toko berusia 20 tahun.
"Satu-satunya masalah yang kami miliki adalah orang-orang tidak memiliki pekerjaan... tetapi mereka sangat senang dengan keamanannya," imbuhnya.