WHO: Omicron Berbahaya Bagi Mereka yang Belum Vaksinasi

WHO: Omicron Berbahaya Bagi Mereka yang Belum Vaksinasi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 13 Jan 2022 01:00 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Director General of the World Health Organization (WHO), talks to the media regarding the coronavirus and global health priorities in 2022, during a press conference, at WHO headquarters in Geneva, Switzerland, Monday, Dec. 20, 2021. (Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)
Foto: Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP
Geneva -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan gejala varian Omicron memang lebih ringan dari gejala varian Delta. Meski begitu, varian ini berbahaya bagi mereka yang belum vaksinasi.

Seperti dilansir AFP, Kamis (13/1/2022), WHO mengatakan lonjakan global besar kasus memang disebabkan oleh Omicron. Meski begitu dia memastikan Omicron hanya berbahaya bagi mereka yang belum divaksin.

"Sementara Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, itu tetap menjadi virus berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi," kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tedros menegaskan semua pihak tidak boleh menyerah pada Omicron ini. Terlebih, jika ada pihak yang belum divaksinasi.

"Kita tidak boleh membiarkan virus ini menumpang atau mengibarkan bendera putih, terutama ketika begitu banyak orang di sekitar yang tidak divaksinasi.

ADVERTISEMENT

Dia lantas membeberkan alasan Omicron berbahaya di Afrika. Menurutya hampir 85 persenn orang belum divaksinasi di sana.

"Di Afrika, lebih dari 85 persen orang belum menerima satu dosis vaksin. Kita tidak dapat mengakhiri fase akut pandemi kecuali kita menutup celah ini."

Tedros ingin setiap negara memiliki 10 persen populasinya divaksinasi pada akhir September 2021, 40 persen pada akhir Desember, dan 70 persen pada pertengahan 2022. Tapi 90 negara masih belum mencapai 40 persen, 36 di antaranya masih kurang dari 10 persen, katanya.

"Sebagian besar" orang yang dirawat di rumah sakit di seluruh dunia tidak divaksinasi,"tambahnya.

Sementara vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan, kata Tedros.

"Lebih banyak penularan berarti lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja -- termasuk guru dan petugas kesehatan -- dan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang bahkan lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron," ujarnya

Simak Video: Prediksi Puncak Omicron dan Kesiapan Indonesia Menghadapinya

[Gambas:Video 20detik]



(maa/maa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads