Enam narapidana tewas dan 33 orang lainnya terluka dalam perkelahian di penjara yang penuh sesak di Filipina. Ini merupakan insiden serupa kedua dalam beberapa minggu.
Seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (11/1/2022), juru bicara Biro Manajemen Penjara, Xavier Solda, mengatakan bahwa perkelahian napi tersebut terjadi pada Senin (10/1) antara geng-geng bersaing di Penjara Kota Caloocan di Wilayah Ibu Kota Nasional.
Investigasi sedang berlangsung untuk menyelidiki tentang penyebab kekerasan. Menurut Solda, peristiwa berdarah itu diawali dengan perkelahian antara dua narapidana sebelum para napi lainnya bergabung. Tidak jelas senjata apa yang digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soda mengatakan, larangan kunjungan keluarga sejak awal pandemi mungkin menjadi faktor.
"Sudah hampir dua tahun kami tidak melakukan kunjungan fisik di fasilitas kami karena COVID-19, jadi kami tidak dapat mengesampingkan hal bahwa ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa orang lain bergabung dalam pertarungan antara kedua PDL (orang yang dirampas kebebasannya) itu," kata Solda kepada AFP.
Pengamanan telah ditingkatkan untuk menjaga ketertiban di fasilitas tersebut, tambahnya.
Kekerasan biasa terjadi di penjara-penjara Filipina, di mana infrastruktur yang tidak memadai dan sistem peradilan yang lamban membuat sel jeruji terkadang diisi hingga lima kali kapasitasnya.
Solda mengatakan, sekitar 1.900 narapidana dijebloskan ke Penjara Kota Caloocan yang dirancang untuk kurang dari 200 orang tersebut.
Insiden terbaru ini terjadi setelah perkelahian di Penjara Bilibid Baru di Manila pada 2 Januari lalu, yang menyebabkan tiga narapidana tewas dan 14 orang lainnya luka-luka.
Senjata rakitan digunakan dalam bentrokan di penjara terbesar di Filipina tersebut.
Lihat juga Video: Perkuat Kedaulatan, RI Rundingkan Batas Wilayah dengan Malaysia-Filipina