Kazakhstan Rusuh, Fasilitas Strategis Kini Dijaga Aliansi Militer Rusia

Kazakhstan Rusuh, Fasilitas Strategis Kini Dijaga Aliansi Militer Rusia

Syahidah Izzata Sabiila - detikNews
Minggu, 09 Jan 2022 18:05 WIB
Aliansi militer yang dipimpin Rusia mengirimkan pasukan ke Kazakhstan untuk membantu memadamkan kerusuhan di negeri itu. Ini dilakukan seiring situasi di Kazakhstan memanas, dengan puluhan orang tewas ketika mencoba menyerbu gedung-gedung pemerintah.
Aliansi militer pimpinan Rusia saat tiba di Kazakhstan (Foto: RU-RTR Russian Television via AP)
Jakarta -

Sejumlah fasilitas strategis di Kazakhstan kini berada di bawah penjagaan aliansi militer pimpinan Rusia. Kantor Kepresidenan mengkonfirmasi kabar tersebut untuk memulihkan ketertiban setelah dilanda kerusuhan paling mematikan dalam 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan.

Seperti dilansir Reuters, Minggu (9/1/2022) selama 1 minggu terakhir, kondisi Kazakhstan mencekam dengan belasan orang terbunuh, ribuan ditahan dan gedung-gedung publik dibakar habis. Kondisi ini mendorong Presiden Kassym-Jomart Tokayev mengeluarkan perintah tembak mati di tempat kepada orang-orang yang dituduhnya sebagai 'bandit dan teroris'.

Tak hanya itu, Tokayev juga mengundang Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia untuk mengirim pasukan agar memulihkan ketertiban di Kazakhstan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejumlah fasilitas strategis telah berada di bawah perlindungan kontingen penjaga perdamaian dari negara-negara anggota CSTO," demikian pernyataan kantor kepresidenan tanpa menjelaskan jenis fasilitas apa yang dimaksud.

Pemerintah mengatakan 5.800 orang telah ditangkap sehubungan dengan kerusuhan itu, termasuk warga negara asing. Dikatakan situasi telah stabil di semua wilayah.

ADVERTISEMENT

Diketahui kerusuhan memanas di Kazakhstan bermula dari aksi-aksi demonstrasi sebagai tanggapan terhadap kenaikan harga bahan bakar. Aksi memanas setelah membentuk gerakan luas melawan pemerintah Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.

Dalam kerusuhan tersebut, Mantan kepala intelijen Kazakhstan dan Perdana Menteri dua periode Karim Massimov telah ditangkap karena dicurigai melakukan makar.

Kerusuhan memicu Presiden Kazakhstan menetapkan tanggal 10 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional. Deklarasi tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap para korban yang kehilangan nyawa.

"Sehubungan dengan banyaknya korban jiwa akibat peristiwa tragis di sejumlah wilayah negara, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memutuskan untuk mendeklarasikan 10 Januari 2022 sebagai hari berkabung nasional," tulis juru bicara Presiden, Berik Uali di laman Facebook resminya, seperti dilansir dari kantor berita Anadolu Agency dan TASS, Minggu (9/1/2022).

Deklarasi soal Hari Berkabung Nasional juga akan dipublikasikan secara resmi di situs web Kepresidenan Akorda.

Simak juga 'Melihat Kesiapan Aliansi Militer Rusia untuk Kazakhstan':

[Gambas:Video 20detik]



(izt/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads