Sejak Taliban menguasai Afghanistan kembali, berbagai tindak kekerasan dilaporkan. Bahkan ada tindakan penangkapan hingga pembunuhan sejumlah orang penting Afghanistan.
Mulai dari pembunuhan penyanyi hingga terbaru penangkapan seorang Profesor ternama. Berikut rangkuman jejak kejam Taliban selama berkuasa sejak Agustus 2021 lalu.
Gubernur Wanita Salima Mazari Ditangkap
Salima Mazari jadi salah satu dari sedikit gubernur perempuan yang ditangkap. Belum ada kabar soal keberadaan Salima Mazari hingga kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir India Today dan Insider, kabar penangkapan itu disampaikan oleh jurnalis TV Afghanistan, Nadia Momand melalui akun Twitternya pada Rabu (18/8/2021) lalu.
Salima Mazari ditangkap hanya beberapa waktu setelah Taliban menguasai Afghanistan pada Agustus 2021 lalu. Salima Mazari (40), merupakan Gubernur Charkint di Afghanistan bagian utara, yang berpenduduk lebih dari 30 ribu orang. Dalam laporan The Guardian, Salima Mazari dikenal sebagai sosok yang merekrut dan melatih militan untuk memerangi Taliban sejak 2019.
Keluarga Jurnalis Dibunuh
Taliban membunuh anggota keluarga jurnalis DW di Afghanistan. Sementara itu sang jurnalis diketahui tengah bekerja di Jerman. Anggota keluarga lainnya dilaporkan berhasil melarikan diri. Direktur Jenderal DW, Peter Limbourg, mengecam keras aksi tersebut dan meminta pemerintah Jerman untuk mengambil tindakan.
"Pembunuhan kerabat dekat salah satu editor kami oleh Taliban kemarin sungguh tragis, dan membuktikan bahaya akut mengancam semua karyawan kami dan keluarga mereka di Afganistan. Jelas bahwa Taliban sudah melakukan serangan terorganisir memburu para jurnalis, baik di Kabul maupun di provinsi-provinsi lain. Kita kehabisan waktu!" kata dia seperti dilansir Deutsche Welle (DW), Jumat (20/8/2021).
Taliban telah menggerebek setidaknya tiga rumah jurnalis DW. Selain itu, Nematullah Hemat dari stasiun televisi swasta Ghargasht TV diyakini telah diculik oleh Taliban, dan Toofan Omar, kepala stasiun radio swasta Paktia Ghag Radio, menurut pejabat pemerintah, diburu dan ditembak mati oleh kelompok Taliban.
Simak juga 'Taliban Bubarkan Demo Perempuan di Kabul dengan Tembakan':
Penyanyi Fawad Andarabi Ditembak
Dilansir Associated Press dan CNN, penyanyi lagu-lagu rakyat Fawad Andarabi ditembak dan dibunuh oleh Taliban. Penembakan itu terjadi di Lembah Andarabi yang terletak 100 km di utara Kabul. Keluarga menyebut Fawad Andarabi ditembak Taliban tanpa alasan apapun.
Fawad Andarabi 'ditembak di kepala' di lahan pertanian keluarga di Lembah Andarab, Provinsi Baghland bagian utara, pada Jumat (27/8/2021) lalu. Tidak disebutkan soal alasan Taliban menghabisi Andarabi secara brutal.
"Dia tidak bersalah, seorang penyanyi yang hanya menghibur orang-orang," kata anak laki-laki Andarabi, Jawad, kepada Associated Press.
Kematian Andarabi pertama kali dilaporkan oleh media Associated Press.
Kabar kematian Andarabi juga disampaikan Mantan Menteri Dalam Negeri Afghanistan, Massoud Andarabi. Mantan Menteri itu diketahui berasal dari distrik tempat tinggal penyanyi itu.
"Kebrutalan Taliban berlanjut di Andarab. Hari ini mereka secara brutal membunuh penyanyi lagu rakyat, Fawad Andarabi yang hanya membawa kegembiraan bagi lembah ini dan orang-orangnya. Saat dia bernyanyi di sini 'lembah kita yang indah ... tanah nenek moyang kita ...' tidak akan tunduk pada kebrutalan Taliban," tulisnya via Twitter.
Polisi Wanita Sedang Hamil Diduga Dibunuh
Taliban juga dituduh menembak mati seorang polisi wanita bernama Banu Negar. Sejumlah saksi mata mengatakan kepada BBC bahwa sang polwan tewas di depan para kerabatnya di rumah keluarga di Firozkoh, ibu kota provinsi Ghor, Afghanistan bagian tengah.
Menanggapi kabar tersebut, Taliban mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak terlibat dalam kematian Negar dan sedang menyelidiki insiden tersebut.
Juru bicara Zabiullah Mujaheed mengatakan: "Kami menyadari insiden itu dan saya mengkonfirmasi bahwa Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung."
Detail insiden tersebut masih samar karena banyak orang di Firozkoh takut akan tindakan balasan jika mereka berbicara. Tetapi tiga sumber mengatakan kepada BBC bahwa Taliban memukuli dan menembak mati Negar di depan suami dan anak-anaknya pada hari Sabtu (4/9/2021).
Kerabat Negar memberikan foto yang dengan jelas menunjukkan percikan darah pada dinding di sudut ruangan dan sebuah jenazah dengan wajah yang sangat rusak.
Keluarga mengatakan bahwa Negar, yang bekerja di penjara setempat, sedang hamil delapan bulan.
"Tiga pria bersenjata datang ke rumah pada hari Sabtu dan menggeledahnya sebelum mengikat para anggota keluarga," kata kerabat Negar.
"Para penyusup sempat terdengar berbicara dalam bahasa Arab," kata seorang saksi mata.
Profesor Faizullah Jalal Ditangkap
Taliban telah menangkap seorang profesor universitas ternama Afghanistan. Profesor Ilmu Politik dan Hukum itu dikenal memang kerap blak-blakan mengkritik pemerintahan Afghanistan, termasuk kepemimpinan baru Taliban.
Seperti dilansir Associated Press, Minggu (9/1/2022) Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah tweet bahwa profesor Faizullah Jalal ditahan oleh badan intelijen Taliban. Taliban menuduh sang profesor menyampaikan "pernyataan tidak masuk akal di media sosial, yang memprovokasi orang-orang melawan pemerintah dan mempermainkan martabat orang."
Penangkapan Profesor Faizullah Jalal dikonfirmasi oleh putrinya, Hasina Jalal. Dalam unggahan Twitternya pada Minggu (9/1) pagi waktu setempat, Hasina Jalal memohon pembebasan ayahnya. "Saat saya mengkonfirmasi berita yang meresahkan itu. Saya meminta pembebasan segera ayah saya Profesor Faizullah Jalal, "cuitnya.
TOLO TV, stasiun terbesar Afghanistan di mana Faizullah Jalal sering menjadi komentator, men-tweet bahwa "Profesor itu ditangkap di Kabul karena membuat tuduhan terhadap departemen pemerintah, kata sumber keamanan, menambahkan Jalal sekarang sedang diinterogasi oleh departemen intelijen. Keluarga Jalal membenarkan penangkapannya. Para pejabat belum berkomentar,"
Jalal adalah suami dari salah satu calon presiden wanita pertama di negara itu, Masooda Jalal, yang melawan mantan Presiden Hamid Karzai pada tahun 2004.
Afghanistan menghadapi krisis kemanusiaan yang sangat besar, dengan PBB memperingatkan bahwa 90% dari 38 juta orang di negara itu dalam kondisi yang sangat membutuhkan bantuan. Penangkapan seorang aktivis hak asasi terkemuka dipastikan akan mempersulit upaya bantuan kemanusiaan.