PM Sudan Mundur Usai Demonstran Anti-Kudeta Ditindak Keras oleh Militer

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 03 Jan 2022 10:00 WIB
PM Sudan, Abdalla Hamdok (AP Photo/Christophe Ena, Pool, File)
Khartoum -

Perdana Menteri (PM) Sudan, Abdalla Hamdok, mengumumkan pengunduran dirinya pada Minggu (2/1) waktu setempat, atau lebih dari dua bulan usai kudeta militer. Pengunduran diri Hamdok diumumkan setelah militer Sudan menindak secara kasar para demonstran yang memprotes kudeta beberapa hari terakhir.

Seperti dilansir AFP, Senin (3/1/2022), Sudan menempuh perjalanan rapuh menuju pemerintahan sipil sejak penggulingan diktator Omar al-Bashir tahun 2019, namun jatuh ke dalam kekacauan setelah pemimpin militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan melancarkan kudeta pada 25 Oktober lalu dan menahan Hamdok.

Hamdok kembali menjabat PM Sudan pada 21 November di bawah kesepakatan yang menjanjikan digelarnya pemilu pada Juli 2023 mendatang. Namun laporan sejumlah media lokal menyebut Hamdok tidak masuk kantor selama beberapa hari terakhir, yang memicu rumor pengunduran diri.

"Saya telah mencoba yang terbaik untuk menghentikan negara ini jatuh ke dalam bencana," ucap Hamdok dalam pidatonya pada Minggu (2/1) malam.

"Sudan tengah melewati titik balik berbahaya yang mengancam keberlangsungannya," imbuhnya.

Hamdok merupakan wajah sipil dari transisi rapuh di Sudan, sementara Jenderal Burhan menjadi pemimpin de-facto negara itu sejak Bashir dilengserkan.

Dalam pengumuman pengunduran dirinya, Hamdok menyinggung soal 'fragmentasi kekuatan politik dan konflik antara komponen transisi (militer dan sipil-red)' dan menyebut bahwa 'meskipun semuanya telah dilakukan untuk mencapai konsensus... itu tidak terjadi'.

Simak Video: Demo Anti-Kudeta di Sudan, Massa Bentrok dengan Pasukan Keamanan






(nvc/idh)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork