Filipina melaporkan tambahan nyaris 3.000 kasus virus Corona (COVID-19) dalam sehari, yang tercatat sebagai lonjakan kasus tertinggi dalam dua bulan terakhir. Otoritas Filipina pun memperketat pembatasan Corona di tengah kekhawatiran penyebaran varian Omicron yang sangat menular.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (1/1/2021), Kementerian Kesehatan Filipina melaporkan 2.961 kasus Corona dalam sehari di wilayahnya. Otoritas kesehatan Filipina juga melaporkan angka positif 10,3 persen -- lebih tinggi dua kali lipat dari rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
"Kita tidak bisa menutupi ini. Ini bukan bagaimana kita ingin memulai tahun 2022," ucap juru bicara kepresidenan Filipina, Karlo Nograles, dalam konferensi pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filipina sejauh ini mencatat total 2,84 juta kasus Corona, dengan 51.504 kematian. Total kasus dan kematian itu tercatat sebagai total tertinggi kedua di kawasan Asia Tenggara setelah Indonesia.
Sementara untuk varian Omicron, Filipina telah mendeteksi sedikitnya empat kasus varian Omicron di wilayahnya, yang semuanya tengah dikarantina.
"Bijaksana jika mengasumsikan bahwa Omicron sudah bereda, atau sudah ada di tengah masyarakat," sebut Menteri Kesehatan Filipina, Francisco Duque.
Menyikapi situasi itu, langkah memperketat pembatasan Corona diambil untuk wilayah ibu kota Manila dan sekitarnya. Sebanyak 13 juta jiwa penduduk Manila dan sekitarnya akan ditempatkan di bawah pembatasan level tiga mulai sejak Senin (3/1) pekan depan hingga 15 Januari mendatang.
Simak juga 'Bertambah! Korban Tewas Akibat Topan Rai di Filipina Jadi 388 Jiwa':
Nograles menjelaskan bahwa di bawah pengetatan pembatasan itu, nantinya setiap restoran, taman, gereja dan salon kecantikan diizinkan tetap buka namun dengan kapasitas rendah untuk membatasi pergerakan.
Kegiatan belajar-mengajar tatap muka di sekolah-sekolah setempat dan aktivitas olahraga yang melibatkan kontak, akan ditangguhkan. Lockdown lokal yang menargetkan gedung-gedung tertentu, ruas jalanan dan kawasan tertentu, juga akan diberlakukan.
Pembatasan semacam itu dimaksudkan untuk menyeimbangkan antara kebutuhan menangkal penularan Corona dan pembukaan kembali perekonomian yang terdampak parah oleh pandemi.