Jumlah pasien virus Corona (COVID-19) di Inggris yang menjalani rawat inap di rumah sakit dilaporkan ikut meningkat setelah negara itu mencetak rekor lonjakan 183.000 kasus dalam sehari. Lebih dari 10.000 pasien Corona kini dirawat di rumah sakit, yang merupakan angka rawat inap tertinggi di Inggris sejak Maret.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/12/2021), otoritas Inggris melaporkan 183.037 kasus Corona terdeteksi dalam 24 jam terakhir, yang mencetak rekor tertinggi. Inggris diketahui menghadapi lonjakan kasus Corona beberapa waktu terakhir, yang diyakini akibat varian baru Omicron yang menyebar cepat.
Data pemerintah Inggris juga menyebut bahwa hingga Rabu (29/12) pagi waktu setempat, setidaknya 10.462 orang dirawat di rumah sakit usai terinfeksi Corona. Angka itu tercatat sebagai angka rawat inap tertinggi sejak 1 Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi situasi itu, Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, mendorong warganya untuk segera mendapatkan suntikan booster vaksin Corona yang disebutnya 'vital', sembari mengatakan bahwa 'sebagian besar' orang-orang yang dirawat di unit perawatan intensif tidak disuntik dosis booster.
Dia mengutip keterangan para dokter di Inggris yang menyebut 'jumlahnya mencapai 90 persen untuk orang-orang yang dirawat di unit perawatan intensif, yang tidak disuntik booster'.
Diketahui bahwa lebih dari 33 juta orang di Inggris telah mendapatkan suntikan booster, atau dosis ketiga vaksin Corona. Johnson telah berjanji untuk membuat setiap warga dewasa di Inggris mendapatkan suntikan booster hingga akhir tahun ini.
Dalam pernyataannya, Johnson juga mengimbau warga Inggris untuk menikmati Tahun Baru nanti dengan 'cara yang hati-hati dan masuk akal' dan 'melakukan tes' sebelum bertemu teman-teman.
Simak Video 'Omicron Bikin Inggris Alami Lonjakan Kasus Covid-19':
Johnson lantas membela keputusannya tidak memperketat pembatasan Corona di Inggris saat musim liburan akhir tahun, yang biasanya diwarnai dengan pesta. Wilayah Inggris Raya lainnya seperti Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales membatasi kontak sosial dan menutup kelab malam menjelang Tahun Baru.
Dalam pembelaannya, Johnson mengklaim angka vaksinasi booster yang tinggi di Inggris 'memampukan kita untuk menghadapi Tahun Baru dengan hati-hati'. Dia juga menyebut bahwa pemerintah Inggris memperhitungkan 'data soal relatif ringannya varian Omicron'.
Johnson menekankan bahwa suntikan booster secara khusus 'membuat perbedaan besar' dalam situasi pandemi.