.webp)
Prancis mencatat rekor nasional baru sebanyak 208.000 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam pada Rabu (29/12). Lonjakan kasus yang terjadi pasca-Natal itu telah menyebabkan kekhawatiran di pemerintah.
Dilansir dari AFP, Kamis (30/12/2021), menurut angka yang diberikan Menteri Kesehatan Olivier Veran di sidang parlemen, jumlah kasus melonjak 15 persen sejak Selasa (28/12) ketika rekor 179.807 infeksi baru dilaporkan.
"Saya tidak akan menyebut Omicron gelombang lagi... Saya akan menyebutnya gelombang pasang," kata Veran, merujuk pada varian baru yang menggantikan varian Delta sebagai strain dominan di Prancis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Veran menyebut sekitar 10 persen dari populasi Prancis telah melakukan kontak dengan seseorang yang terinfeksi virus. Dia telah memperingatkan pada Senin mendatang Prancis bisa mencapai lebih dari 250.000 kasus COVID setiap hari di awal Januari 2022. Hal itu mungkin terjadi karena seminggu pesta Natal dan kumpul-kumpul keluarga yang tidak terbatas dapat memicu penyebaran penyakit.
Perdana Menteri Jean Castex mengumumkan beberapa langkah untuk mencoba menahan lonjakan kasus, tetapi menghindari penutupan massal atau penguncian seperti yang telah diberlakukan kembali di negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Belanda.
Pemerintah mengumumkan bahwa sekitar 1.600 klub malam di negara itu akan tetap ditutup selama tiga minggu ke depan setelah diperintahkan tutup sejak 6 Desember.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin juga telah mendorong pejabat setempat untuk membatasi pertemuan publik pada malam tahun baru, khususnya dengan mewajibkan masker wajah di luar ruangan dan meningkatkan patroli polisi untuk menegakkan larangan konsumsi alkohol publik pada malam hari.
(fas/fas)
