Warga China Kekurangan Makanan Saat Lockdown, Takut Mati Kelaparan

Warga China Kekurangan Makanan Saat Lockdown, Takut Mati Kelaparan

Tim Detikcom - detikNews
Rabu, 29 Des 2021 17:17 WIB
This photo taken on December 28, 2021 shows a sanitation worker sweeping a deserted road in Xian in Chinas northern Shaanxi province, amid a coronavirus lockdown in the city. (Photo by AFP) / China OUT
Situasi kota Xi'an yang sepi selama lockdown Corona berlangsung (AFP/STR)
Beijing -

Ratusan ribu warga kota Xi'an di China sudah tujuh hari terakhir terkurung di rumah selama lockdown ketat berlangsung, usai kemunculan wabah baru virus Corona (COVID-19). Sejumlah warga pun mulai mengeluhkan kekurangan makanan, bahkan ada yang khawatir akan mati kelaparan.

Kota Xi'an yang berpenduduk 13 juta jiwa di-lockdown sejak pekan lalu, usai kemunculan wabah baru Corona yang memicu lonjakan tertinggi di China dalam 21 bulan terakhir. Pada Selasa (28/12) waktu setempat, China melaporkan 209 kasus baru Corona -- angka tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Lockdown di Xi'an disebut sebagai yang paling luas di China sejak lockdown terhadap kota Wuhan -- titik nol kasus Corona -- pada awal pandemi lalu. Lebih dari 800 kasus Corona tercatat di Xi'an sejak kemunculan wabah baru pada 9 Desember lalu, dengan satu kasus melibatkan seorang bayi berusia 38 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir AFP, Rabu (29/12/2021), banyak warga kota Xi'an mulai menyampaikan keluhan mereka via media sosial setempat. Beberapa menyerukan bantuan untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

"Saya akan mati kelaparan," tulis seorang warga setempat via media sosial Weibo. "Tidak ada makanan, kompleks perumahan saya tidak membiarkan saya keluar, dan saya akan kehabisan mie instan... tolong bantu!" serunya.

ADVERTISEMENT

"Saya tidak ingin mendengar lagi berita soal bagaimana semuanya baik-baik saja. Memangnya kenapa jika pasokannya begitu melimpah -- tidak ada gunanya jika Anda tidak benar-benar memberikannya kepada orang-orang," tulis komentar seorang pengguna Weibo lainnya.

Otoritas setempat bersikeras menyatakan pasokan tetap stabil saat pengendalian ketat terhadap pergerakan keluar dan masuk kota Xi'an tetap dipertahankan.

Namun seorang warga Xi'an lainnya yang bermarga Liu menuturkan kepada AFP bahwa manajemen yang kacau di beberapa area menjadi penyebab kekurangan pasokan makanan tersebut.

"Pasokan di pertokoan di kompleks kami saat ini baik-baik saja -- namun harganya jauh lebih tinggi dibandingkan masa-masa normal," tuturnya.

Seorang warga setempat lainnya bermarga Wei menuturkan bahwa staf di kompleks perumahannya mengumpulkan pesanan online warga di gerbang masuk dan mengantarkannya ke depan pintu secara langsung.

"Saya tidak mengalami kekurangan pasokan. Komunitas memberitahu kami soal lockdown sebelum itu terjadi, jadi saya sempat menyimpan pasokan," ucapnya.

Selama di-lockdown, warga kota Xi'an dilarang keluar rumah dan hanya diizinkan mengirimkan satu orang per rumah untuk pergi keluar membeli kebutuhan pokok setiap tiga hari sekali. Tidak hanya itu, mereka juga diwajibkan menjalani tes Corona massal selama beberapa tahap.

Otoritas kota Xi'an menyediakan lebih dari 4.400 lokasi tes Corona massal dan mengerahkan lebih dari 100 ribu petugas untuk menangani tes massal tersebut.

Rekaman video menunjukkan warga bermasker mengantre untuk dites di jalanan atau pusat olahraga setempat, sementara petugas kesehatan yang mengenakan baju hazmat tampak sibuk menyemprotkan disinfektan ke jalanan yang sepi.

Simak video 'Situasi Covid-19 di China: Xi'an Lockdown, Makau Tambah Kasus Omicron':

[Gambas:Video 20detik]



Halaman 2 dari 2
(nvc/nvc)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads