Terus Menyebar, Varian Omicron Kini Mendominasi di Belanda

Terus Menyebar, Varian Omicron Kini Mendominasi di Belanda

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 29 Des 2021 16:57 WIB
Belanda melakukan lockdown ketat guna antisipasi penyebaran virus Corona varian Omicron di negaranya. Lockdown akan diberlakukan hingga Januari 2022 mendatang.
varian Omicron telah mendominasi di Belanda (Foto: AP Photo/Peter Dejong)
Jakarta -

Badan kesehatan publik Belanda menyatakan bahwa varian baru virus Corona, Omicron yang sangat menular, saat ini telah menjadi varian Corona yang dominan di Belanda. Badan kesehatan itu pun mengingatkan akan terjadinya peningkatan pasien yang dirawat di rumah sakit.

Meskipun tingkat infeksi COVID-19 turun dengan sekitar 9.213 hasil tes positif dilaporkan pada hari Selasa (28/12) waktu setempat - dibandingkan dengan 11.495 sehari sebelumnya - varian yang sangat menular ini "akan menyebabkan infeksi tambahan dalam periode mendatang," kata Institut Kesehatan Publik Nasional (RIVM).

"Ini juga akan meningkatkan jumlah masuknya pasien ke rumah sakit," tambahnya dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (29/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah Belanda mengumumkan lockdown (penguncian) Natal, 10 hari yang lalu dalam upaya untuk menghentikan lonjakan kasus varian Omicron, dengan menutup semua toko, restoran, bar, bioskop, dan museum yang tidak penting hingga 14 Januari 2022 mendatang.

Menurut RIVM, keputusan itu tampaknya memiliki efek positif, dengan penerimaan rumah sakit yang sebenarnya menurun dari 256 pasien seminggu sebelumnya menjadi 191 pasien minggu ini.

ADVERTISEMENT

"Dampak nyata dari tindakan tersebut diharapkan akan terlihat pada awal Januari," kata RIVM.

Badan kesehatan itu menambahkan bahwa lebih dari 20 persen populasi orang dewasa Belanda telah menerima booster vaksin Corona hingga hari Selasa (28/12) waktu setempat.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh varian Omicron, masih 'sangat tinggi'. Peringatan ini disampaikan WHO setelah jumlah kasus Corona secara global meningkat 11 persen pekan lalu.

Seperti dilansir AFP, Rabu (29/12/2021), WHO dalam update epidemiologis mingguan soal COVID-19 menyebutkan bahwa varian Omicron ada di balik lonjakan cepat kasus Corona di beberapa negara, termasuk di negara yang melaporkan kasus varian Omicron berhasil melampaui varian Delta yang sebelumnya dominan.

"Risiko keseluruhan terkait varian baru yang menjadi kekhawatiran, Omicron, masih sangat tinggi," sebut WHO.

"Bukti konsisten menunjukkan bahwa varian Omicron memiliki keunggulan pertumbuhan dibandingkan varian Delta dengan waktu penggandaan mencapai dua hingga tiga hari dan peningkatan cepat dalam insidensi kasus terlihat di sejumlah negara (termasuk Inggris dan Amerika Serikat)," demikian pernyataan WHO.

"Tingkat pertumbuhan yang cepat kemungkinan besar merupakan kombinasi dari penghindaran kekebalan dan peningkatan kemampuan penularan intrinsik dari varian Omicron," imbuh pernyataan WHO.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads