Natal kali ini menginjak tahun kedua yang dirayakan di bawah bayang-bayang pandemi Covid-19. Kumpul-kumpul di tengah keluarga terbatas, ibadah Natal di gereja juga serupa.
Sejumlah pembatasan masih diberlakukan di berbagai negara. Terlebih dengan bertambahnya kasus varian baru Corona Omicron yang teridentifikasi di banyak negara.
Meski dirayakan di tengah pandemi Covid-19, umat Kristiani menyambut Natal dengan suka cita. Berikut kabar perayaan Natal di seluruh dunia yang telah dilansir dari AFP, Minggu (26/12/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Natal di Filipina
Di Filipina, Natal dirayakan di tengah duka akibat topan yang terjadi beberapa waktu lalu. Pastor Ricardo Virtudazo merayakan misa Hari Natal dengan berdiri di genangan air di gerejanya yang dilanda topan.
Pastor dan puluhan umat berdoa untuk tahun yang lebih baik setelah topan menewaskan hampir 400 orang dan menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal.
"Yang penting kita semua selamat," kata Joy Parera (31) yang hadir bersama suaminya di pulau Mindanao.
Korban selamat lainnya, Marites Sotis, mengatakan dia biasanya menyajikan daging hingga salad untuk Natal. Namun kini keluarganya tak bisa merayakan dengan cara serupa lantaran bencana yang melanda.
"Kami tidak akan memilikinya tahun ini karena harganya mahal," kata pria berusia 53 tahun itu. "Kita akan puas dengan hanya makan spageti."
Perayaan Natal di Amerika Serikat
Menurut situs web Flightaware.com, varian Omicron menyebabkan setidaknya 5.700 penerbangan di seluruh dunia di akhir pekan Natal dibatalkan. Dari jumlah itu, ratusan penerbangan dibatalkan di Amerika Serikat.
Jutaan orang Amerika merayakan Natal di tengah lonjakan kasus Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana banyak ketersediaan tempat tidur rumah sakit nihil.
Dalam pidato Natal pertamanya sebagai presiden AS, Joe Biden memuji orang Amerika atas kekuatan dan ketahanan mereka dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Biden, yang dikenal sebagai pemeluk Katolik yang taat, mengatakan dia berdoa untuk "menemukan cahaya dalam kegelapan".
Perayaan Natal di Eropa
Perayaan Natal di Eropa dilakukan di tengah pengetatan kebijakan Covid-19. Hal ini lantaran kasus Covid kembali meningkat di sejumlah negara.
Prancis mencatat rekor kasus Covid-19 untuk ketiga kalinya berturut-turut, untuk pertama kalinya sejak dimulainya pandemi yang menembus batas 100.000 kasus dalam 24 jam.
Di Inggris, yang juga mencapai rekor tertinggi dalam beberapa hari terakhir, staf kesehatan bertopi Santa memberikan suntikan vaksin booster kepada orang-orang yang merayakan Natal.
Ratu Elizabeth II memberikan penghormatan kepada mendiang suaminya Pangeran Philip saat menyampaikan pesan di Hari Natal.
"Natal bisa jadi berat bagi mereka yang kehilangan orang yang dicintai. Khusus tahun ini, saya mengerti kenapa," kata Ratu yang sudah menikah selama 73 tahun itu.
Sementara itu, orang-orang Portugal merayakan Natal di tengah mendominasinya kasus Omicron di negara Eropa selatan itu.
Adapun sebagian besar warga Australia diizinkan melakukan perjalanan antarnegara bagian selama libur Natal. Hal ini adalah yang pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.