Bertambah Lagi Korban Tewas Banjir Malaysia yang Kian Parah

Bertambah Lagi Korban Tewas Banjir Malaysia yang Kian Parah

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 23 Des 2021 05:32 WIB
This aerial view shows a flooded village in Puchong, outside Kuala Lumpur, Malaysia, Sunday, Dec. 19, 2021. Kuala Lumpur and surrounding township have been struck by floods caused by two days of heavy rain, causing thousands of residents to be evacuated and many roads cut off access. (Chan Yoke Poh/Lion Club International 308B1 via AP)
Banjir di Malaysia (Foto: AP/Chan Yoke Poh)
Kuala Lumpur -

Banjir di Malaysia kian parah. Korban tewas akibat banjir yang dipicu hujan deras selama berhari-hari itu pun terus bertambah.

Seperti dilansir AFP, Rabu (22/12/2021), hujan deras yang mengguyur Malaysia selama berhari-hari membuat sungai-sungai meluap pada akhir pekan, yang kemudian menggenangi sejumlah kota, memutus ruas jalanan utama dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi dari rumah masing-masing.

Selangor, negara bagian terpadat dan terkaya di Malaysia, menjadi salah satu daerah yang terdampak banjir paling parah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak warga di kota Shah Alam, ibu kota negara bagian Selangor, terjebak di rumah mereka tanpa memiliki pasokan makanan selama berhari-hari, sebelum akhirnya dievakuasi dengan kapal karet dalam operasi penyelamatan yang kacau balau.

"Kami benar-benar kehilangan segalanya -- mobil-mobil kami, rumah kami. Semuanya hilang," tutur salah satu warga Shah Alam bernama Chan Yung yang telah dievakuasi. "Kami berharap pemerintah akan memberikan kami bantuan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Selain Selangor, sejumlah negara bagian, seperti Negeri Sembilan, Kelantan, Pahang, Melaka dan Terengganu juga terdampak banjir yang melanda sejak Jumat (17/12). Puluhan ribu orang harus dievakuasi dari rumah-rumah mereka.

Banjir yang menggenangi belasan wilayah Malaysia dilaporkan mulai surut dan otoritas setempat menyebut prosesnya akan dipercepat setelah pintu air yang rusak -- yang mengendalikan aliran air ke sungai terdekat -- telah diperbaiki.

27 Orang Tewas

Laporan kantor berita Malaysia, Bernama, menyebut jumlah korban tewas bertambah menjadi sedikitnya 27 orang.

Angka itu terdiri atas 20 orang tewas di Selangor dan tujuh orang lainnya tewas di Pahang. Jumlah korban tewas diperkirakan masih bisa bertambah dengan banyaknya laporan orang hilang akibat banjir.

Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim, mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan terhadap respons banjir yang menuai kritikan secara luas.

Disebutkan Anwar bahwa koordinasi yang buruk antar badan pemerintah Malaysia dan pengerahan personel militer yang tertunda telah 'mengubah respons bencana alam menjadi bencana pemerintahan manusia'.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Diguyur Hujan Lebat 2 Hari, Malaysia Dilanda Banjir':

[Gambas:Video 20detik]



Perdana Menteri (PM) Ismail Sabri Yaakob dalam pernyataannya mengakui adanya 'kelemahan' namun menjanjikan perbaikan di masa mendatang.

Sekitar 65.000 orang mengungsi akibat banjir, dengan sebagian besar yang mengungsi berasal dari Selangor dan Pahang.

Malaysia diketahui dilanda banjir setiap tahun saat musim penghujan tiba, yang biasanya antara bulan November hingga Februari. Namun banjir terbaru yang melanda sejak akhir pekan lalu tercatat sebagai yang terburuk di Malaysia sejak tahun 2014.

Penyebab Banjir di Malaysia: Perubahan Iklim

Ahli lingkungan sekaligus Penasihat perubahan iklim untuk Pusat Studi Pemerintahan dan Politik (Cent-GPS), sebuah firma penelitian ilmu perilaku dan sosial yang berbasis di Malaysia, Renald Siew menjelaskan banjir adalah contoh nyata dari peristiwa cuaca yang tidak dapat diprediksi akibat emisi karbon yang tinggi.

"Ketika kita mengeluarkan karbondioksida ke atmosfer, yang cenderung adalah terciptanya efek kebocoran global di mana gas rumah kaca menangkap panas dan di bawah kondisi yang lebih hangat, atmosfer mampu menampung lebih banyak uap dan kelembapan." jelas Siew seperti dilansir dari Channel News Asia, Rabu (22/12/2021).

"Saat efek terakumulasi, dampak jangka panjangnya adalah terjadi hujan tiba-tiba di daerah tertentu, dan itulah yang Anda lihat dalam banjir di Malaysia dalam beberapa hari terakhir," tambahnya.

Lebih lanjut, angin monsun timur laut, yang terjadi di Malaysia antara November dan Maret, biasanya berdampak di pantai timur semenanjung. Meski begitu, banjir kali ini juga terjadi di tengah semenanjung serta pantai barat.

Ahli Meteorologi Dr Azizan Abu Samah dari Universiti Malaya juga menjelaskan penyebab banjir di Malaysia. Penyebabnya yaitu interaksi antara sistem cuaca bertekanan rendah, angin monsun timur laut, dan topan Rai yang melanda Filipina.

"Tiga faktor tersebut menyebabkan curah hujan yang sangat besar pada awalnya melanda pantai timur, sebelum pindah ke daratan ke daerah lain di Semenanjung Malaysia pada hari Sabtu," tambah Dr Azizan.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Terjadi Peningkatan Banjir

Dosen Lingkungan Hidup Universitas Putra Malaysia, Haliza Abdul Rahman, menjelaskan soal banjir yang terjadi di Malaysia. Dia mencatat bahwa akhir-akhir ini terjadi peningkatan kejadian banjir.

Misalnya pada Agustus lalu, terjadi banjir bandang di kaki Gunung Jerai di Yan, Kedah yang merenggut enam nyawa.

Haliza juga mencatat pada bulan Juli dan Agustus, curah hujan yang berlebihan tercatat di negara lain, di antaranya adalah provinsi Henan di China, Jerman dan Turki menyebabkan banjir besar dan tanah longsor, menelan ratusan nyawa dan kerusakan parah pada properti.

"Perubahan iklim membawa perubahan ekstrim dalam pola cuaca, suhu dan curah hujan," kata Haliza.

Kini sudah diketahui penyebab banjir di Malaysia adalah akibat perubahan iklim. Banjir kali ini adalah peristiwa sekali dalam 100 tahun. Simak informasinya di halaman selanjutnya.

Peristiwa Cuaca Sekali dalam 100 Tahun

Dalam konferensi pers pada Minggu (19/12) lalu, Sekjen Kementerian Lingkungan Hidup dan Air Malaysia (KASA) Dr Zaini Ujang mengatakan bahwa hujan deras yang dimulai pada Jumat (17/12) dan berlangsung lebih dari 24 jam, setara dengan curah hujan rata-rata selama sebulan. Kejadian ini merupakan 'peristiwa cuaca sekali dalam seratus tahun'.

"Curah hujan tahunan di Kuala Lumpur adalah 2.400mm dan ini berarti curah hujan kemarin telah melebihi rata-rata curah hujan selama sebulan, itu di luar perkiraan kami dan hanya terjadi sekali dalam seratus tahun," katanya.

Dr Zaini menjelaskan penyebab langsung dari banjir kali ini adalah faktor muson dan sistem cuaca tekanan rendah yang mencapai tingkat depresi tropis yang terbentuk di Laut Cina Selatan.

Departemen Meteorologi Malaysia awalnya mendeteksi fenomena itu pada 12 Desember lalu. Namun pada Sabtu (18/12), sistem cuaca memasuki Pahang dan menghantam seluruh semenanjung.

Halaman 2 dari 3
(mae/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads