Seorang wanita berinisial NL (53) di Toba, Sumatera Utara (Sumut), ditangkap polisi karena diduga menganiaya anaknya. Keluarga NL buka suara soal dugaan penganiayaan itu.
Abang NL, Saoloan Naiborhu, menjelaskan duduk perkara yang membuat NL dilaporkan terkait dugaan penganiayaan anak sendiri. Dia mengatakan NL khilaf.
"Ketika si anak ini, kebetulan agak susah ngerjakan PR-nya, susah disuruh belajar, terus makan juga susah, pada saat itu tanggal 8 Desember, hari Rabu. Jadi pada saat itu susah si ini diatur, anaknya ini, terus pada saat itu juga ibunya ini mau ke pekan. Jadi buru-buru mau ada urusan lagi. Jadi, mungkin karena namanya manusia ada sifat khilaf, biasanya memang kasih sayang ibundanya ini sama si anak ini memang bagus. Buktinya setiap ultah dirayakan, dibuat kok di sekolah unggulan, SD unggulan padahal SD negeri dekat rumahnya," ujar Saoloan kepada wartawan, Selasa (21/12/2021).
"Terus itu, perlombaan- perlombaan juara pidato se-kecamatan juara satu, se-kabupaten Tobasa juara harapan. Jadi semua aksesoris, sama pakaiannya yang ada di tubuhnya itu didukung oleh ibunya supaya anaknya ini berprestasi," sambungnya.
Dia juga mengatakan NL selalu mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah yang jaraknya 7 km dari rumah. Dia mengatakan NL khilaf sehingga melibas atau memukul anaknya.
"Tapi ya namanya manusia ada sifat khilaf pada saat mungkin, baik keburu waktu, ini susah diatur padahal dia mau ke pekan ada urusan, dilibaslah dia di depan rumahnya. Terus, setelah itu ditinggalkanlah, pergilah orang itu ngurusin urusannya ke pekan juga," ucap Saoloan.
Saat itulah ada warga yang lewat melihat anak itu nangis. Anak tersebut kemudian dibawa ke bidan desa.
"Terus habis itu, langsung dilaporkan. Nggak ada, nggak pernah peringatan atau mediasi dari Kades ini semacam 'ya gini lah buk, jangan kayak gini lah sama anak.' Paling tidak ya jangan terlalu keras gitu. Paling tidak peringatan gitu dari Kades nggak pernah, langsung dilaporkan. Coba ditimbangi lah dulu. Ini yang ngambil dari depan rumah ini adiknya Kades, terus bidannya tadi yang ngelihat lukanya itu istri kepala desa terus yang ngadukan kepala desa," sebut Saoloan.
Saoloan menduga ada yang mengatur agar NL dilaporkan ke polisi gara-gara melibas anaknya. Dia bertanya-tanya mengapa tidak ada peringatan lebih dulu yang diterima NL.
"Konspirasi itu nampak, cobalah bukan aku yang nentukan, jadi silakan ditimbang, seperti itu. Jadi, ada semacam ditimbangi sendiri lah aku nggak menyimpulkan dari urutannya tadi itu, silakan apakah memang ada terhadap pengaturan atau skenario silakanlah," ucap Saoloan.
Dia juga mengklaim pihak KPAI datang memantau kondisi anak tersebut. Menurutunya, anak tersebut dalam kondisi ceria dan sedang bermain dengan teman-temannya.
"Ketika si anak ini natalan dua hari yang lalu ini kayaknya, terus kebetulan ada datang dari KPAI. KPAI ini datang disertai Kasatreskrim sama penyidiknya, kebetulan dilihatnya si anak itu kok bermain-main dengan kawannya, ceria, apa baik-baik, terus dikasih oleh KPAI uang jajanlah," sebut Saoloan.
"Orang KPAI-nya itu sudah bilang bahwa udah ceria kok si anak ini," sambungnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.