Seorang pemuda di Mayfield, Kentucky, Amerika Serikat (AS), bersyukur bisa selamat setelah berjam-jam terjebak puing-puing pabrik yang hancur akibat terjangan tornado dahsyat. Kota Mayfield mengalami kehancuran parah akibat tornado yang merenggut puluhan nyawa tersebut.
Seperti dilansir AFP, Selasa (14/12/2021), pemuda bernama Jemaryon Hart (21) ini baru bekerja 10 hari di sebuah pabrik lilin yang ada di kota Mayfield, saat tornado menerjang pada Jumat (10/12) pekan lalu. Dilaporkan ada sekitar 30 tornado yang menerjang sedikitnya enam negara bagian AS pada saat itu.
Sedikitnya 83 orang tewas akibat terjangan tornado tersebut. Negara bagian Kentucky menjadi terdampak paling parah dan Presiden Joe Biden telah menetapkan keadaan bencana di negara bagian itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya senang saya masih hidup," ucap Hart yang mengalami luka-luka memar ini.
Pabrik lilin tempat Hart bekerja dilaporkan hancur total dan terlihat seperti diinjak oleh kaki raksasa, dengan timbunan logam, baja dan balik kayu di mana-mana. Petugas penyelamat melakukan pembersihan secara metodis dalam upaya menemukan korban selamat.
Dituturkan Hart bahwa saat tornado menerjang, atap gedung pabrik runtuh dan membuat para pekerja terjebak di dalam gedung.
"Sungguh menakutkan, sungguh menyakitkan, dinding, batu bata, logam, kayu, semuanya menghancurkan Anda. Semakin lama kami menunggu, bangunan itu seperti, semakin menimpa kami," tuturnya.
"Dari tadinya Anda bisa bergerak sedikit pada awalnya, menjadi tidak bisa bergerak sama sekali, semuanya seperti menjepit Anda," imbuh Hart. "Saya hanya berusaha mengendalikan pernapasan saya. Banyak orang tidak bisa melakukan itu, orang-orang panik," ujarnya.
Simak Video 'Cerita Korban Tornado Kentucky, Selamat Karena Sembunyi di Kamar Mandi':
Beberapa orang yang ada di dalam gedung pabrik tersebut jatuh pingsan, dan yang lainnya tewas.
Hart berhasil mengeluarkan telepon genggam dari sakunya dan menghubungi kekasihnya yang sedang hamil kemudian menghubungi ibunya.
Bantuan tiba setelah dia menunggu selama tujuh jam, atau sekitar pukul 03.40 dini hari. Hart mengatakan bahwa petugas penyelamat pertama tiba satu jam setelah tornado menerjang, namun membutuhkan banyak waktu untuk menyingkirkan puing-puing, khawatir setiap gerakan yang keliru bisa membuat orang-orang yang terjebak akan tergencet hingga tewas.
Begitu berhasil dievakuasi, Hart dibawa ke tempat yang aman oleh para petugas pemadam kebakaran karena kaki kirinya mati rasa.
Selain merasakan sakit fisik, Hart juga merasa terluka secara psikologis. Dia mendapati seorang rekan kerjanya yang juga masih muda telah tewas. Hart juga merasa marah karena langkah-langkah keselamatan tidak ditegakkan oleh pengelola pabrik tempatnya bekerja, yang memutuskan terus melakukan produksi meskipun ada peringatan dari otoritas setempat.