Cerita Ngeri Wartawan Filipina Tewas Ditembak di Kepala

Cerita Ngeri Wartawan Filipina Tewas Ditembak di Kepala

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 10 Des 2021 05:01 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta -

Seorang wartawan Filipina meninggal dunia setelah ditembak oleh sejumlah penyerang tak dikenal. Wartawan ini mendapatkan luka tembak di kepala.

Penembakan dilaporkan terjadi di dalam toko yang terletak di dekat rumah sang wartawan. Tepatnya berada di kota Calbayog, Provinsi Samar, pada Rabu (8/12) waktu setempat.

Dilansir AFP, Kamis (9/12/2021), pernyataan Persatuan Nasional Jurnalis Filipina (NUJP) via Facebook menyebut wartawan yang tewas tersebut bernama Jesus Malabanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan media lokal Filipina, Inquirer.net, yang mengutip istri Malabanan, Mila, menyebut penembakan terjadi di dalam toko milik mereka di Calbayog, Samar bagian Barat. Peristiwa ini terjadi pada pukul 18.00 waktu setempat.

Sang istri menuturkan bahwa Malabanan tewas seketika akibat luka tembak di bagian kepala. Mil mengatakan dirinya tengah menonton tv ketika terdengar suara tembakan.

ADVERTISEMENT

Suara tembakan terdengar dekat. Simak halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Korban Penembakan Ipda OS Ngaku Wartawan, Polda Akan Periksa ke PWI':

[Gambas:Video 20detik]



Menurutnya, suara tembakan tersebut terdengar dari jarak dekat. Namun dia mengaku tidak melihat pelaku karena kondisi yang gelap.

"Kami sedang menonton televisi ketika terdengar suara tembakan dari jarak dekat. Saya tidak melihat pria bersenjata itu karena sudah gelap," tutur Mila.

Belum diketahui secara jelas motif di balik penembakan ini. Para pelaku yang menewaskan Malabanan juga masih misterius.

Pihak kepolisian Calbayog sendiri menolak untuk memberikan informasi detail, terkait pembunuhan Malabanan ini saat dihubungi AFP.

Diketahui Malabanan merupakan reporter pertahanan hingga tahun 1990-an dan menjadi koresponden untuk media lokal Manila Standard di wilwyah Luzon Tengah. Surat kabar Manila Standard mengonfirmasi kematian Malabanan dalam pernyataan kepada AFP.

Selain itu diketahui juga bahwa Malabanan bekerja sebagai stringer untuk media internasional terkemuka, Reuters. Dalam pernyataan terpisah, Reuters menyatakan pihaknya 'sangat sedih' mengetahui meninggalnya Malabanan.

Disebutkan Reuters bahwa Malabanan terlibat dalam liputan soal perang narkoba di Filipina yang digaungkan Presiden Rodrigo Duterte. Liputan itu meraih Pulitzer Prize tahun 2018.

Seorang wartawan lainnya, Many Mogato, yang juga bekerja untuk Reuters mengungkapkan bahwa Malabanan pernah mendapatkan ancaman pembunuhan. Ancaman tersebut dikatakan terjadi saat Malabanan berada di San Fernando, Pampanga.

"Jess (nama panggilan Malabanan) banyak membantu Reuters dalam kisah perang narkoba yang memenangkan Pulitzer tahun 2018. Reuters membantunya bersembunyi selama berbulan-bulan di Samar ketika dia diancam di San Fernando, Pampanga," tulis Mogato via Facebook seperti dilansir Rapper.com.

NUJP Provinsi Pampanga dalam pernyataannya mengecam keras kematian Malabanan sebagai 'pembunuhan tidak masuk akal'. Sedangkan Pampanga Press Club mendorong Kepolisian Nasional Filipina untuk mencari pembunuh Malabanan dan menjebloskan mereka ke penjara.

Kematian Malabanan terjadi kurang dari dua bulan setelah seorang wartawan Filipina lainnya, Orlando Dinoy, ditembak mati di dalam apartemennya di Davao del Sur. NUJP saat itu menyebut Dinoy sebagai wartawan ke-21 yang tewas dibunuh sejak Duterte menjabat tahun 2016.

Halaman 2 dari 3
(dwia/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads