Otoritas Inggris dan Kanada turut memutuskan untuk melakukan pemboikotan secara diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China, awal tahun depan. Langkah Inggris dan Kanada ini menyusul keputusan serupa oleh Amerika Serikat (AS) dan Australia.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (9/12/2021), Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, dalam pernyataan terbaru menyebut China akan menyadari kekhawatiran lama negara-negara Barat soal penegakan hak asasi manusia (HAM) di China.
"(Jadi) Seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirimkan perwakilan diplomatik," cetus Trudeau.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan Trudeau ini tampaknya akan semakin menambah ketegangan dalam hubungan yang sudah tegang akibat penahanan Chief Financial Officer (CFO) Huawei Technologies Co Ltd, Meng Wanzhou, berdasarkan surat perintah penahanan AS beberapa waktu lalu.
Meng sempat berstatus tahanan rumah di Vancouver, selama dia menghadapi sidang ekstradisi ke AS selama nyaris 3 tahun atas tuduhan penipuan perbankan. Dia dibebaskan pada September lalu dan telah dipulangkan ke China.
Dua warga Kanada -- Michael Kovrig dan Michael Spavor -- yang ditangkap oleh China usai Meng ditahan tahun 2018, juga telah dibebaskan pada September.
Secara terpisah, PM Inggris, Boris Johnson, mengumumkan keputusan serupa saat ditanya di parlemen soal apakah Inggris akan mengikuti langkah AS dalam memboikot Olimpiade Beijing secara diplomatik.
"Akan ada boikot diplomatik secara efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada Menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat juga," tegas Johnson dalam pernyataannya.
"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga itu masuk akal dan itu tetap akan menjadi kebijakan pemerintah," ujarnya, mengindikasikan bahwa para atlet Inggris masih akan bertanding dalam Olimpiade Beijing tahun depan.
Langkah memboikot Olimpiade Beijing secara diplomatik pertama diumumkan AS pekan ini. Otoritas AS menekankan bahwa para pejabat pemerintahannya tidak akan menghadiri Olimpiade Musim Dingin yang digelar Februari 2020 di Beijing, karena kekejaman pelanggaran HAM di China.
Australia mengumumkan langkah serupa beberapa hari kemudian, dengan PM Scott Morrison menjelaskan bahwa keputusan itu diambil karena Australia kesulitan membuka kembali saluran diplomatik dengan China untuk membahas dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang dan karena langkah China terhadap impor Australia.
Menanggapi pemboikotan secara diplomatik itu, China menegaskan AS akan 'membayar harga' untuk keputusannya dan menyatakan kepada Australia bahwa 'tidak ada yang peduli' apakah para pejabat Australia datang ke Olimpiade Beijing atau tidak.