Para Senator Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungannya untuk rencana penjualan rudal ke Arab Saudi. Dalam voting terbaru, Senat AS menolak resolusi yang melarang penjualan rudal canggih jarak menengah jenis udara-ke-udara, peluncur rudal dan persenjataan lainnya kepada Saudi.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (8/12/2021), voting pada Selasa (7/12) waktu setempat menyatakan 67 Senator menolak resolusi yang diajukan oleh Senator Republikan, Rand Paul dan Mike Lee, serta Senator independen Bernie Sanders yang tergabung kaukus Partai Demokrat. Hanya 30 Senator yang mendukungnya.
Sementara banyak anggota Kongres AS menganggap Saudi sebagai mitra penting di kawasan Timur Tengah, mereka juga mengkritik Saudi atas keterlibatannya dalam konflik Yaman -- yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terparah di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengekspor lebih banyak rudal ke Arab Saudi tidak menghasilkan apapun, selain memperpanjang konflik ini dan menuangkan lebih banyak bensin ke api yang berkobar," ucap Sanders dalam pidatonya untuk meraup dukungan bagi resolusi itu.
Sanders dan sejumlah Senator lainnya menolak untuk menyetujui penjualan militer itu ke Saudi tanpa jaminan perlengkapan AS tidak akan digunakan untuk membunuh warga sipil. Sedangkan para pendukung penjualan militer itu menekankan bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden telah melarang penjualan senjata ofensif AS ke Saudi.
"Saya sepenuhnya setuju dengan perlunya meminta pertanggungjawaban kepemimpinan Saudi atas berbagai tindakan... tapi saya juga meyakini bahwa penting agar mitra keamanan kita mengetahui bahwa kita menjunjung tinggi komitmen kita," ucap Senator Demokrat, Bom Menendez, yang merupakan Ketua Komisi Senat untuk Urusan Luar Negeri.
Penjualan paket persenjataan itu telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri AS, juga para pemimpin Komisi Urusan Luar Negeri pada Senat maupun House of Representatives (HOR) AS.
Simak juga 'Biden-Putin Bertemu Virtual, AS Minta Rusia Tak Invasi Ukraina':
Paket persenjataan itu mencakup 280 unit rudal canggih udara-ke-udara jarak menengah (AMRAAM) AIM-120C-7/C-8, kemudian 596 unit peluncur rudal LAU-128, dan sejumlah perlengkapan juga dukungan militer lainnya. Rudal-rudal itu dibuat oleh Raytheon Technologies.
Sebelumnya, pemerintahan Biden menyatakan sangat menentang resolusi yang menolak penjualan militer itu.
"(Resolusi) Itu akan merusak komitmen presiden untuk membantu pertahanan mitra kita pada saat meningkatnya serangan rudal dan drone terhadap warga sipil di Arab Saudi," sebut Kantor Pengelolaan Anggaran pada Gedung Putih dalam pernyataannya.