Australia tidak akan mengirimkan para pejabatnya ke Olimpiade Musim Dingin di Beijing, China, pada Februari 2022. Ini berarti Australia bergabung dengan pemboikotan secara diplomatik yang terlebih dahulu dilakukan Amerika Serikat (AS).
Seperti dilansir AFP, Rabu (8/12/2021), Perdana Menteri (PM) Scott Morrison menyebut keputusan ini diambil di tengah 'ketidaksepakatan' antara Australia dan China atas banyak isu, mulai dari undang-undang campur tangan asing Australia hingga langkah terbaru untuk mendapatkan kapal selam bertenaga nuklir.
Dia juga menyinggung soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di wilayah Xinjiang dan pembekuan kontak level menteri oleh Beijing terhadap Australia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Australia tidak akan mundur dari posisi kuat yang kami miliki untuk membela kepentingan Australia dan jelas tidak mengherankan bahwa kita tidak akan mengirimkan para pejabat Australia ke Olimpiade itu," ujar Morrison dalam pengumumannya pada Rabu (8/12) waktu setempat.
Langkah Australia ini tidak mencegah para atlet untuk mengikuti pertandingan dalam Olimpiade Beijing 2022. Sekitar 40 atlet Australia dijadwalkan akan berkompetisi dalam Olimpiade yang dimulai 4 Februari 2022 itu, dengan para staf Komisi Olimpiade Australia (AOC) akan mendampingi mereka.
Keputusan Australia ini diumumkan sehari setelah AS mengumumkan pemboikotan secara diplomatik terhadap Olimpiade Beijing 2022. AS mendasari keputusannya itu atas apa yang disebutnya sebagai genosida oleh China terhadap minoritas Uighur di Xinjiang dan pelanggaran HAM lainnya.
Sama seperti Australia, para atlet AS tetap akan ikut bertanding dalam Olimpiade itu.
Simak Video 'Kecaman China Atas Keputusan AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing':
Sebelumnya, Ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelocy mengatakan AS dan dunia "tidak bisa membiarkan seolah-olah tak ada yang salah dengan menyelenggarakan Olimpiade di negara yang melakukan genosida."
Sejumlah politikus AS mengatakan boikot diplomatik tidak cukup. Seorang senator dari Partai Republik Tom Cotton menyebutnya sebagai "langkah setengah-setengah" dan mengatakan pemerintah harus memboikot penuh Olimpiade.
Sementara itu, otoritas China dalam responsnya memperingatkan bahwa AS akan 'membayar harga' atas keputusannya itu. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan rencana AS mengganggu Olimpiade akan gagal dan Washington akan kehilangan kredibilitas.