Otoritas Rusia menyatakan bahwa sebuah pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) mengancam sebuah pesawat sipil dan nyaris memicu 'bencana' di udara. Namun 'bencana' itu berhasil dicegah setelah sebuah pesawat penumpang Rusia terbang menukik demi menghindari pesawat mata-mata NATO milik AS di Laut Hitam.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/12/2021), Badan Transportasi Udara Federal Rusia menyebut sebuah pesawat pengintai CL600 yang digunakan NATO menurunkan ketinggian dengan cepat pada Jumat (3/12) pagi waktu setempat saat terbang melintasi jalur penerbangan untuk pesawat Aeroflot rute Tel Aviv-Moskow.
Penerbangan Aeroflot yang membawa 142 orang itu dilaporkan harus menurunkan ketinggian sebesar 500 meter untuk menjaga jarak dari pesawat pengintai NATO itu, yang bisa dilihat langsung oleh pilot pesawat dari kokpit dengan mata telanjang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesawat kedua dengan ukuran lebih kecil, yang mengudara dari kota Sochi menuju Skopje, ibu kota Makedonia Utara, juga harus mengalihkan rute demi menghindari pesawat pengintai itu.
Baca juga: AS Bersumpah Akan Cegah Rusia Invasi Ukraina |
Badan Transportasi Udara Federal Rusia menyatakan bahwa 'arah dan ketinggian penerbangan komersial itu segera diubah' demi menghindari tabrakan. Ditambahkan bahwa pesawat pengintai itu tidak merespons komunikasi radio dari operator kendali lalu lintas udara.
Badan Transportasi Udara Federal Rusia tidak menyebut secara jelas negara yang mengoperasikan pesawat pengintai itu. Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengindikasikan pada Minggu (5/12) waktu setempat bahwa pesawat pengintai itu milik AS.
"Tindakan Angkatan Udara AS telah memicu ancaman bagi penerbangan sipil," tegas Zakharova dalam pernyataannya.
"Jika sekarang bencana di wilayah udara di atas perairan terbuka Laut Hitam telah terhindarkan, ini bukan berarti Amerika Serikat dan NATO bisa terus mempertaruhkan nyawa orang-orang dengan impunitas," imbuhnya.
Dalam pernyataannya, Badan Transportasi Udara Federal Rusia menyatakan akan mengajukan protes diplomatik terkait insiden ini.
"Peningkatan aktivitas oleh pesawat NATO di dekat perbatasan Rusia, termasuk di atas Laut Hitam, menciptakan risiko kecelakaan berbahaya yang melibatkan pesawat sipil," sebutnya.
Baca juga: Panas! Rusia Balas Usir Staf Diplomatik AS |