Para pendukung vaksin virus Corona (COVID-19) buatan Rusia, Sputnik V, mengklaim vaksin itu efektif terhadap varian Omicron, yang kini memicu kekhawatiran global. Namun, produsen vaksin Sputnik V juga tengah mengembangkan vaksin booster yang disesuaikan untuk varian Omicron.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/11/2021), vaksin Sputnik V dikembangkan oleh Gamaleya Center yang dikelola negara. Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang mendukung pengembangan vaksin itu, menyatakan Gamaleya Center 'telah mulai mengembangkan versi baru vaksin Sputnik yang disesuaikan untuk Omicron'.
"Dalam kasus dengan kecil kemungkinan, modifikasi semacam itu diperlukan, versi baru Sputnik Omicron bisa siap untuk produksi skala besar dalam 45 hari," sebut RDIF dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ratusan juta dosis booster Sputnik Omicron bisa disediakan untuk pasar internasional pada 20 Februari 2022, dengan lebih dari 3 miliar dosis tersedia sepanjang tahun 2022," imbuh pernyataan tersebut.
Pernyataan itu disampaikan setelah produsen obat-obatan ternama Amerika Serikat (AS), Moderna, menyatakan pada Jumat (26/11) lalu bahwa pihaknya akan mengembangkan suntikan booster terhadap varian baru yang sangat bermutasi itu, yang disebut lebih menular dari varian Delta.
Produsen vaksin Corona lainnya asal AS, Pfizer dan mitranya asal Jerman, BioNTech, menyatakan pihaknya mengharapkan telah menerima data dalam 'setidaknya dua pekan' untuk mengetahui apakah vaksin buatan mereka bisa disesuaikan.
Pekan lalu, RDIF menyatakan vaksin Sputnik V memberikan imunitas lebih lama terhadap virus Corona dibandingkan vaksin buatan negara-negara Barat yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA).
RDIF menambahkan bahwa vaksin Sputnik V 80 persen efektif melawan virus Corona antara 6-9 bulan setelah dosis kedua diberikan. Belum ada kajian independen untuk mengonfirmasi klaim ini.
Rusia mendaftarkan vaksin Sputnik V sejak Agustus tahun lalu sebelum dilakukan uji klinis skala besar, yang memicu kekhawatiran para pakar soal proses yang dipercepat. Namun sejak itu, vaksin Sputnik V dinyatakan aman dan disebut memiliki efektivitas di atas 90 persen dalam laporan yang dirilis jurnal medis terkemuka The Lancet.
RDIF menyebut dua dosis vaksin Sputnik V telah disetujui di sebanyak 71 negara dan telah mengajukan pendaftaran di kawasan Uni Eropa.