Lebih dari 1.000 warga Hazara Syiah di Afghanistan pada Kamis (25/11) menjanjikan dukungan pada penguasa baru Taliban di negara itu. Mereka bersikeras bahwa "periode gelap" pemerintah-pemerintah sebelumnya yang didukung Barat telah berakhir dengan kembalinya Taliban.
Seperti diberitakan kantor berita AFP, Kamis (25/11/2021), Hazara Afghanistan telah ditindas oleh para Islamis Sunni selama berabad-abad. Namun, pada hari Kamis (25/11) para tetua komunitas itu berkumpul di Kabul bersama para pemimpin Taliban untuk menunjukkan dukungan.
Pemimpin senior Hazara dan mantan anggota parlemen Jafar Mahdawi, yang mengorganisir pertemuan itu, mengatakan pemerintahan presiden sebelumnya Ashraf Ghani adalah "titik tergelap" dalam sejarah Afghanistan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Afghanistan tadinya tidak memiliki kemerdekaan dan kedutaan (asing) mengatur setiap aspek pemerintahan," kata Mahdawi.
"Alhamdulillah, sekarang kita telah melewati masa kelam ini," ujarnya.
Mahdawi mengatakan bahwa sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus lalu, penguasa baru tersebut telah mengakhiri perang, mengakhiri korupsi dan meningkatkan keamanan.
Namun, dia juga menyerukan pemerintah yang lebih inklusif dari Taliban dan mendesak penguasa baru itu untuk membuka kembali sekolah untuk anak perempuan.
Lihat Video: Taliban Bongkar Barikade Beton yang Bertahun-Tahun Blokir Jalan Kabul
"Dalam beberapa minggu atau bulan mendatang kami berharap dapat menyaksikan pemerintahan inklusif yang memiliki perwakilan dari semua orang," kata Mahdawi.
Pemerintah saat ini, yang menurut Taliban bersifat sementara, hampir seluruhnya terdiri dari pendukung kelompok Pashtun dan tidak termasuk perempuan.
Pemimpin dan juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam pertemuan itu, bahwa membangun kembali negara itu adalah prioritas.
"Jihad kita melawan penjajah asing telah berakhir dan sekarang kita akan memulai jihad untuk membangun negara," katanya.
Hazara, yang membentuk sekitar 10 sampai 20 persen dari sekitar 38 juta penduduk Afghanistan, telah teraniaya selama berabad-abad di negara mayoritas Sunni tersebut.
Dalam dua dekade terakhir, mereka telah menjadi sasaran serangan khususnya oleh Taliban dan ISIS, yang menganggap mereka sesat.
Para Islamis Sunni telah melakukan beberapa pembunuhan massal Hazara, termasuk di kota Mazar-i-Sharif pada tahun 1998, di mana Human Rights Watch mengatakan setidaknya 2.000 warga sipil Hazara dieksekusi.
Beberapa serangan bom dalam beberapa tahun terakhir juga telah membunuh dan melukai sejumlah warga Hazara di Kabul dan kota-kota lain.