Austria Lockdown Lagi Gegara Lonjakan Kasus Corona

Austria Lockdown Lagi Gegara Lonjakan Kasus Corona

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 22 Nov 2021 14:18 WIB
Pasar Natal di Innsbruck, Austria, kembali ramai didatangi warga. Meski begitu, warga yang tak divaksin dilarang untuk beraktivitas di sana guna cegah Corona.
polisi Austria (Foto: Getty Images/Jan Hetfleisch)
Jakarta -

Menjelang liburan Natal, otoritas Austria menutup toko-toko, restoran, dan pasar mulai hari Senin (22/11) ini. Langkah ini dilakukan sebagai pembatasan COVID-19 paling dramatis yang terjadi di Eropa Barat selama berbulan-bulan terakhir.

Keputusan itu telah memicu reaksi keras, dengan puluhan ribu orang turun ke jalan, beberapa menyalahkan pemerintah karena tidak berbuat lebih banyak untuk mencegah gelombang baru virus Corona yang menerjang Eropa.

Seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (22/11/2021), mulai Senin pagi waktu setempat, sekitar 8,9 juta orang Austria tidak akan diizinkan meninggalkan rumah kecuali pergi bekerja, berbelanja kebutuhan pokok, dan berolahraga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Negara Alpine itu juga memberlakukan wajib vaksin menyeluruh mulai 1 Februari -- bergabung dengan Vatikan sebagai satu-satunya tempat di Eropa dengan persyaratan seperti itu.

Langkah Austria ini bertolak belakang dengan janji pemerintah bahwa pembatasan yang ketat hanya tinggal masa lalu. Selama musim panas, Kanselir Sebastian Kurz telah menyatakan pandemi "berakhir".

ADVERTISEMENT

Tetapi dengan tingkat inokulasi yang stabil, rekor jumlah kasus infeksi, dan jumlah kematian yang melonjak telah memaksa pemerintah untuk menarik kembali klaim berani tersebut.

Setelah menjabat pada bulan Oktober, Kanselir Alexander Schallenberg mengkritik tingkat vaksin yang "sangat rendah" - 66 persen dibandingkan dengan 75 persen di Prancis - dan melarang warga yang tidak divaksin masuk ke tempat-tempat publik.

Simak juga 'Protes Pembatasan Covid-19 di Belgia Ricuh, Massa Disemprot Water Cannon':

[Gambas:Video 20detik]



Namun, saat hal itu terbukti tidak efektif dalam mengendalikan lonjakan kasus, dia mengumumkan lockdown nasional selama 20 hari, dengan evaluasi setelah 10 hari.

Sekolah akan tetap buka, meskipun orang tua telah diminta untuk mengupayakan anak-anak mereka tetap di rumah jika memungkinkan. Bekerja dari jarak jauh juga dianjurkan.

Keputusan ini memicu protes warga Austria. Sekitar 40 ribu orang turun ke jalan-jalan di ibu kota Wina untuk memprotes keputusan pemerintah.

Andreas Schneider (31) dari Belgia yang bekerja sebagai ekonom di ibu kota Austria itu, menggambarkan lockdown ini sebagai "tragedi".

"Saya berharap itu tidak akan terjadi, terutama sekarang setelah kita memiliki vaksinnya," katanya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads