Amerika Serikat (AS) menolak seruan Taliban untuk mencairkan aset-aset Bank Sentral Afghanistan yang dibekukan usai kelompok itu berkuasa kembali. Ditegaskan otoritas AS bahwa pemerintahan yang kini berkuasa di Kabul harus 'mendapatkan' legitimasi terlebih dulu.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/11/2021), Perwakilan Khusus AS untuk Afghanistan, Thomas West, menekankan dalam pernyataan via Twitter bahwa otoritas AS telah sejak lama menjelaskan jika Taliban merebut kekuasaan dengan kekuatan militer bukan melalui negosiasi, maka bantuan non-kemanusiaan akan dihentikan.
"Itulah yang terjadi," sebut West.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Legitimasi dan dukungan harus didapatkan dengan tindakan mengatasi terorisme, membentuk pemerintah inklusif dan menghormati hak-hak minoritas, perempuan dan anak perempuan -- termasuk akses yang setara untuk pendidikan dan pekerjaan," tegasnya.
Dalam surat terbuka untuk Kongres AS pada Rabu (17/11) waktu setempat, Taliban menyerukan otoritas AS untuk mencairkan aset-aset Bank Sentral Afghanistan yang dibekukan sejak Agustus lalu, saat kelompok itu mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
AS membekukan aset senilai lebih dari US$ 9 miliar milik Bank Sentral Afghanistan sejak Taliban berkuasa kembali. Penyaluran dana oleh Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk Afghanistan juga ditangguhkan.
Langkah-langkah itu membuat perekonomian Afghanistan yang sangat bergantung pada bantuan internasional secara efektif kolaps, dengan para pegawai negeri tidak digaji selama berbulan-bulan dan Kementerian Keuangan tidak mampu membayar impor.