Kasus Corona atau COVID-19 di Prancis meningkat lagi. Namun, Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak penerapan lockdown.
Dilansir dari Reuters dan Channel News Asia, Jumat (19/11/2021), Prancis mencatat lebih dari 20.000 kasus baru infeksi virus Corona pada Rabu (17/11) waktu setempat. Angka setinggi ini merupakan yang pertama kalinya sejak 25 Agustus lalu seiring meningkatnya gelombang kelima wabah Corona di negeri Eropa tersebut.
Kementerian Kesehatan Prancis melaporkan 20.294 kasus baru COVID-19 dalam sehari. Total kasus kini menjadi 7,33 juta kasus.
Tingkat insiden COVID-19 di Prancis - jumlah kasus baru per minggu per 100.000 orang - kini naik lebih jauh menjadi 129. Jumlah itu tetap jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Jerman, Inggris dan Belgia di mana tingkat tersebut beberapa kali lebih tinggi.
Jumlah pasien virus Corona di rumah sakit Prancis naik lebih dari 10 persen dari minggu ke minggu untuk hari kedua berturut-turut, menjadi 7.663 pasien. Jumlah pasien di ICU naik menjadi 1.300, peningkatan dua digit minggu ke minggu untuk hari ketiga.
Prancis juga melaporkan 56 kematian baru terkait COVID-19, sehingga totalnya kini menjadi lebih dari 118.000 kematian.
Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal, mengatakan Prancis sedang dilanda gelombang kelima virus Corona. Namun, pemerintah menyebut tidak ada rencana tindakan pembatasan tambahan untuk saat ini.
Pemerintah Prancis berharap tingkat vaksinasi yang tinggi akan membatasi jumlah orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit karena penyakit tersebut.
Sementara itu, penasihat ilmiah utama pemerintah Prancis, Jean-Francois Delfraissy mengatakan pihak berwenang mungkin harus meminta perusahaan untuk kembali menerapkan work form home atau bekerja dari rumah.
Macron Tolak Lockdown
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, menegaskan negaranya tidak perlu mengikuti negara-negara Eropa lain yang menerapkan lockdown akibat lonjakan virus Corona. Penegasan ini disampaikan Macron setelah Prancis yang dilanda gelombang kelima Corona mencatat lebih dari 20 ribu kasus dalam sehari.
Dilansir dari Reuters, Macron dalam wawancara dengan surat kabar setempat, La Voix du Nord, menyatakan izin kesehatan telah sukses dalam membatasi penyebaran Corona di Prancis. Eropa saat ini kembali menjadi episentrum pandemi Corona dunia yang mendorong beberapa negara, termasuk Jerman dan Austria, untuk menerapkan kembali pembatasan menjelang liburan Natal dan memicu perdebatan apakah vaksin saja sudah cukup untuk menangkal Corona.
"Negara-negara yang menerapkan lockdown terhadap orang-orang yang tidak divaksinasi Corona merupakan negara yang belum memberlakukan izin (kesehatan). Oleh karena itu, langkah ini tidak diperlukan di Prancis," kata Macron.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Khawatir Covid-19 Melonjak, Presiden Prancis Perketat Aturan
(haf/lir)