Seorang senator AS khawatir sidang umum tahunan Interpol di Istanbul, Turki disalahgunakan oleh pemerintahan Turki. Pasalnya, Turki pernah menyalahgunakan sistem Red Notice Interpol.
Dikutip dari laman lembaga advokasi Stockholm Centre for Freedom (SCF), Jumat (19/11/2021) Senator AS Roger Wicker, seorang Republikan dari Mississippi dan anggota peringkat Komisi Keamanan dan Kerjasama di Eropa, mewanti-wanti soal sidang Interpol ini. Ia khawatir sidang ini akan dimanfaatkan untuk menghukum mereka yang melawan rezim dan ini bisa merusak supremasi hukum.
"Di luar Turki, Rusia, China, dan Venezuela adalah pengeksploitasi utama Interpol," kata Wicker.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karenanya, susah dibayangkan bahwa Interpol memilih Turki untuk menjadi tuan rumah sidang tahunan untuk tahun ini," lanjutnya.
Dia juga menyebutkan bahwa Turki merupakan salah satu negara yang menyalahgunakan sistem Red Notice dan Blue Notice Interpol terburuk. Turki menurutnya telah berulang kali menggunakan Interpol untuk menangkap kritikus pemerintah atas tuduhan bermotif politik.
"Wartawan Can Dundar adalah contohnya. Pada tahun 2018, Turki menuntut agar Interpol mengeluarkan red notice untuk penangkapan Dundar. Apa yang telah dia lakukan? Dia hanya mengkritik pemerintahannya," ujarnya.
DΓΌndar ditangkap dan dipenjara selama 92 hari karena melaporkan penyadapan truk tujuan Suriah yang diduga milik intelijen Turki. Dia ditangkap pada 26 November 2015 dan dibebaskan pada 26 Februari 2016 menyusul adanya keputusan pengadilan.
"Media Turki melaporkan bahwa Interpol telah menolak hampir 800 red notice yang dikirim oleh pemerintah Turki. Karena yang ditargetkan kritikus dan lawan politik," ungkap Wicker.
Wicker juga berupaya menunjukkan bahwa Turki berencana menggunakan kegiatan itu untuk mengkampanyekan kepentingannya sendiri.
"Mereka pasti akan mencoba menjelaskan mengapa Presiden Erdogan harus bisa memburu para pengkritiknya di luar negeri menggunakan penegakan hukum asing melalui Interpol," katanya.
Dia pun meminta anggota senat lainnya untuk tidak membiarkan pelanggaran ini berlanjut.
Untuk diketahui, Turki pada 5 November memberikan serangkaian hak istimewa kepada staf Interpol yang menghadiri pertemuan Sidang Umum, termasuk kekebalan diplomatik bagi para peserta dan keluarga mereka, dan pembebasan pajak untuk hadiah dan materi yang terkait dengan pertemuan selama mereka tinggal.
Kritikus menuding Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencoba menyuap pejabat Interpol untuk mengejar lawan politiknya di luar negeri.