Dilansir dari AFP, Rabu (17/11/2021), soal kesepakatan itu disampaikan oleh seorang pejabat gedung putih. Diketahui, Biden dan Xi bertemu secara virtual selama lebih dari tiga jam pada Senin (16/11) malam waktu AS, atau Selasa (16/11) pagi waktu China.
"Presiden Biden telah menyampaikan kepada Presiden Xi, perlunya serangkaian pembicaraan stabilitas strategis," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dalam sebuah konferensi.
"Kedua pemimpin sepakat bahwa akan mulai melakukan diskusi ke depan," tambanya.
Diketahui, Pentagon mengkonfirmasi bahwa China pada Agustus telah uji coba rudal hipersonik berkekuatan nuklir. Antara AS dan China belum ada kesepakatan soal senjata nuklir. Berbeda dengan AS dan Rusia yang telah menghasilkan perjanjian saat zaman perang dingin.
Pendahulu Biden, Donald Trump, berulang kali meminta agar China dimasukkan dalam pembicaraan AS-Rusia.
Biden, yang mulai menjabat pada Januari, tampaknya lebih tertarik pada pembicaraan bilateral.
"Itu tidak sama dengan apa yang kita miliki dalam konteks Rusia dengan dialog stabilitas strategis formal yang jauh lebih matang, memiliki sejarah yang jauh lebih dalam," kata Sullivan.
"Ada sedikit kedewasaan dalam hubungan AS-China, tetapi kedua pemimpin memang membahas masalah ini dan sekarang menjadi kewajiban kita untuk memikirkan cara paling produktif untuk meneruskannya dari sini," katanya.
Lihat Video: Xi Jinping Peringatkan Biden 'Jangan Bermain Api' Menyikapi Taiwan
(aik/aik)