Persidangan kasus korupsi yang menjerat mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, kembali dilanjutkan. Bekas juru bicara Netanyahu seharusnya dihadirkan sebagai saksi, namun hakim mengabulkan permohonan tim pengacara mantan PM Israel yang meminta kesaksian yang sangat dinantikan itu ditunda.
Seperti dilansir AFP, Selasa (16/11/2021), Netanyahu yang kini memimpin oposisi dalam parlemen Israel usai dilengserkan oleh koalisi rivalnya pada Juni lalu, tiba di pengadilan Yerusalem tanpa pengamanan ketat pada Selasa (16/11) waktu setempat.
Dalam kasus ini, Netanyahu didakwa atas penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga dakwaan terpisah yang secara kolektif menuduhnya telah menerima hadiah tidak pantas dan secara ilegal memperdagangkan bantuan regulasi dengan para pengusaha media untuk imbalan liputan positif soal dirinya.
Testimoni eks juru bicaranya, Nir Hefetz, diharapkan bisa menjelaskan hubungan Netanyahu dengan grup telekomunikasi Bezeq.
Dalam kasus Bezeq, yang dianggap paling serius, Netanyahu dituduh menawarkan keuntungan regulasi yang bisa bernilai jutaan dolar untuk perusahaan telekomunikasi itu dengan imbalan liputan yang menguntungkan secara politik pada portal berita kelompok itu, Walla News.
Pengacara Netanyahu berargumen pihaknya belum siap untuk merespons testimoni Hefetz, menyusul pengungkapan pers baru-baru ini soal bukti-bukti yang mungkin dia hadirkan dalam sidang. Pengacara Netanyahu pun meminta agar agenda testimoni Hefetz ditunda.
Jaksa penuntut kasus yang menyesali bocornya bukti-bukti yang mungkin dihadirkan Hefetz, menegaskan bahwa testimoninya harus berlanjut.
(nvc/ita)