Menurut Komandan polisi, Jenderal Tanya Varela, saat pihaknya menerbangkan drone di Sabtu (13/11) pagi, terlihat para narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak. Pihak berwenang mengatakan bahwa senjata dan amunisi diselundupkan ke tahanan melalui kendaraan yang mengirimkan pasokan dan bahkan terkadang dengan drone.
Bentrok ini terjadi di tengah keadaan darurat nasional yang ditetapkan oleh Presiden Guillermo Lasso pada Oktober lalu. Pasukan keamanan diberdayakan untuk memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui Twitter, Lasso menyebut bahwa "hak pertama yang harus kita jamin adalah hak untuk hidup dan kebebasan, yang tidak mungkin jika pasukan keamanan tidak dapat bertindak untuk melindungi." Cuitan ini dibuat merujuk pada penolakan Mahkamah Konstitusi baru-baru ini untuk mengizinkan militer masuk penjara meskipun dalam keadaan darurat. Diketahui saat ini para tentara hanya berada di luar penjara Litoral.
Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan telah meningkat di Ekuador. Pemerintah menyatakan bahwa antara Januari hingga Oktober 2021, Ekuador mencatat hampir 1.900 kasus pembunuhan. Angka tersebut naik dibandingkan 1.400 kasus pembunuhan sepanjang tahun 2020 lalu.
(izt/gbr)