Pemerintah Kanada mengumumkan penarikan para staf non-esensial dari Kedutaan Besarnya di Haiti. Penarikan ini dilakukan di saat negara Karibia itu mengalami kekerasan geng yang kian parah, penyanderaan dan ketidakstabilan politik.
"Situasi keamanan di Haiti memburuk dengan cepat dan diperburuk oleh kekurangan bahan bakar yang sedang berlangsung," kata pemerintah Kanada dalam sebuah pernyataan seperti diberitakan AFP, Sabtu (13/11/2021).
"Akibatnya, Urusan Global Kanada untuk sementara menarik para pegawai non-esensial Kanada serta anggota keluarga staf kedutaan Kanada dari Haiti," imbuh pemerintah Kanada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pemerintah Amerika Serikat juga telah mendesak warganya untuk meninggalkan negara yang dilanda kekacauan itu.
Warga Haiti telah dibebani oleh kekacauan politik dan bencana alam selama berbulan-bulan. Situasi itu diperparah dalam beberapa pekan terakhir karena geng-geng kriminal yang tidak terkendali memblokir akses bahan bakar, memutus aliran listrik dan pasokan air serta melakukan penculikan.
Menurut pemantau lokal, geng-geng di Haiti telah menculik lebih dari 780 orang untuk meminta uang tebusan sejak awal tahun.
Sebanyak 16 warga Amerika Serikat dan seorang warga Kanada -- sekelompok misionaris dan anggota keluarga -- telah disandera oleh sebuah geng sejak Oktober. Negosiasi saat ini sedang berlangsung untuk mengamankan pembebasan mereka.
Akibat krisis bahan bakar minyak (BBM), jaringan telekomunikasi dan media di negara itu telah mengurangi layanan secara tajam karena kekurangan bahan bakar. Krisis BBM ini terjadi setelah geng-geng kriminal yang menguasai sebagian besar wilayah ibu kota Port-au-Prince memblokir jalan-jalan menuju terminal minyak.
Lihat juga Video: Ketua Geng di Haiti Tuntut PM Ariel Henry Mundur