Kementerian Kesehatan Malaysia telah mengkonfirmasi penemuan dua kasus pertama subvarian COVID-19 Delta AY.4.2 di negara tersebut. Keduanya merupakan pelajar Malaysia yang kembali dari Inggris.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan kasus-kasus itu terdeteksi ketika keduanya tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada 2 Oktober lalu.
Seperti dilansir media The Star, Dr Noor Hisham mengatakan varian AY.4 termasuk di antara 75 jenis turunan yang berasal dari varian Delta virus Corona dan di antara turunan AY.4 adalah varian AY.4.2, yang juga dikenal sebagai Delta Plus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dr Noor Hisham mengatakan Badan Keamanan Kesehatan Inggris pada 20 Oktober telah menetapkan AY.4.2 sebagai varian yang sedang diselidiki (VUI).
Namun, pejabat tinggi Malaysia itu menegaskan bahwa vaksin yang digunakan saat ini masih efektif melawan varian AY.4.2.
"Vaksin yang digunakan saat ini masih efektif terhadap varian ini dan langkah-langkah seperti karantina, pengujian, dan sebagainya yang dilakukan dapat membantu mengurangi risiko penularan varian ini di Malaysia, terutama di gerbang-gerbang internasional negara," tutur Dr Noor Hisham.
"Kementerian Kesehatan akan terus memantau secara ketat untuk mendeteksi keberadaan subvarian Delta di masyarakat," ujarnya.
Lihat juga Video: Langkah Pemerintah Cegah Varian AY.4.2 Masuk RI