Seorang polisi Prancis tiba-tiba diserang oleh seorang pria dengan pisau, tetapi tidak terluka.
Sumber-sumber polisi sebelumnya mengindikasikan bahwa rekan mereka telah terluka dalam serangan di kota Cannes, Prancis selatan, yang menyebabkan si pelaku ditembak dan terluka parah.
"Polisi yang ditikam untungnya tidak terluka secara fisik berkat rompi antipelurunya," tulis Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin di Twitter seperti diberitakan kantor berita AFP, Senin (8/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber polisi mengatakan insiden penikaman itu dianggap sebagai kemungkinan serangan teroris. Sumber polisi menyebut bahwa penyerang mengaku bertindak "atas nama nabi".
Sumber polisi mengatakan, polisi yang diserang itu berada di belakang kemudi sebuah mobil di depan kantor polisi di kota itu pada Senin (8/11) pukul 06:30 waktu setempat, ketika penyerang tiba-tiba membuka pintu mobil dan menikamnya dengan pisau.
Penyerang terluka parah oleh petugas polisi lain yang melepaskan tembakan. Dia kini dalam kondisi serius akibat tembakan tersebut.
Para polisi Prancis telah menjadi sasaran dalam serangkaian serangan ekstremis dalam beberapa tahun terakhir, yang mengarah pada seruan untuk perlindungan yang lebih baik dan hukuman penjara yang lebih keras.
Sebelumnya pada bulan April lalu, seorang pegawai kepolisian ditikam sampai mati di pintu masuk sebuah stasiun di kota komuter Paris yang tenang, Rambouillet. Kemudian, seorang petugas polisi terluka parah dalam penikaman di dekat kota Nantes, Prancis barat pada bulan Mei.
Pada Oktober 2019, tiga petugas polisi dan satu pegawai kepolisian di Paris ditikam hingga tewas di markas besar kepolisian Paris oleh seorang pegawai TI.
Serangan-serangan itu makin mengarahkan perhatian pada bahaya ekstremisme di Prancis, yang telah mengalami gelombang kekerasan selama dekade terakhir dari para radikal yang diilhami oleh kelompok al-Qaeda atau ISIS.
Keamanan juga menjadi isu utama menjelang pemilihan presiden Prancis pada April tahun depan.