Kala Israel Merayu Paman Sam soal Rencana Buka Konsulat di Palestina

Round Up

Kala Israel Merayu Paman Sam soal Rencana Buka Konsulat di Palestina

Tim detikcom - detikNews
Senin, 08 Nov 2021 07:33 WIB
Israel’s Foreign Minister Yair Lapid is the main architect of the Israeli coalition government that ousted ex-premier Benjamin Netanyahu, who signed the Abraham Accords. (AFP)
Menlu Israel, Yair Lapid yang sarankan agar konsulat AS dibuka di Tepi Barat (AFP Photo)
Jakarta -

Israel turut memberikan komentar soal rencana Amerika Serikat membuka konsulatnya di Palestina. Israel menyarankan agar negeri Paman Sam itu membuka konsulatnya bukan di Yerusalem, namun di Ramallah, Tepi Barat.

"Posisi saya, dan itu disampaikan kepada Amerika ... adalah bahwa tidak ada tempat bagi konsulat AS yang melayani Palestina di Yerusalem. Kami menyuarakan pendapat kami secara konsisten, diam-diam, tanpa drama," kata Perdana Menteri Israel Naftali Bennett kepada wartawan, seperti dilansir Reuters, Minggu (7/11/2021).

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid, yang kala itu ada disamping Bennett turut memberikan komentar soal rencana AS. Dia malah mengusulkan pembukaan kembali konsulat Palestina bisa dilakukan di daerah Ramallah, bagian Tepi Barat yang didudukinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika mereka (Amerika Serikat) ingin membuka konsulat di Ramallah, kami tidak masalah dengan itu," katanya.

Seperti diketahui AS pernah menutup konsulat Palestina di Yerusalem di masa pemerintahan mantan Presiden Donald Trump. Para staf di konsulat tersebut pun ditempatkan di Kedutaan Besar AS untuk Israel.

ADVERTISEMENT

Tak sampai di situ, pada 2018, Kedutaan itu dipindah. Perpindahan dilakukan dari Tel Aviv ke wilayah Yerusalem.

Keputusan AS kala itu memicu amarah dari Palestina. Pasalnya, Palestina menganggap Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara mereka di masa depan.

Sementara Israel, yang merebut Yerusalem Timur pada 1967, menyebut keseluruhan Yerusalem adalah ibu kota mereka yang tak bisa terpisahkan.

Di masa kepemimpinan Joe Biden, AS berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Palestina. Bahkan secara gamblang menyebut akan kembali membuka konsulat Palestina, meski belum menyebut kapan akan dilakukan.

Simak video 'Israel Tolak AS Buka Kantor Konsulat Palestina di Yerusalem: Tidak Ada Ruang!':

[Gambas:Video 20detik]



Komentar Palestina Soal Saran Israel

Palestina pun menanggapi saran Israel soal pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina. Di Ramallah, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak saran Lapid.

"Kami hanya akan menerima konsulat AS di Yerusalem, ibu kota negara Palestina. Itulah yang telah diumumkan dan telah dilakukan oleh pemerintah AS," kata Nabil Abu Rudeineh kepada Reuters.

Juru bicara Kedutaan Besar AS tidak segera berkomentar atas saran Israel tersebut.

Pada Oktober lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan negaranya akan "melangkah maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari memperdalam hubungan itu dengan Palestina". Namun salah satu staf seniornya juga mengatakan penolakan Israel terhadap rencana tersebut merupakan hambatan.

"Pemahaman saya (adalah) bahwa kami memerlukan persetujuan dari pemerintah tuan rumah untuk membuka fasilitas diplomatik apa pun," kata Wakil Menteri Luar Negeri untuk Manajemen dan Sumber Daya Brian McKeon dalam sidang Senat AS ketika ditanyai tentang kebuntuan pembukaan konsulat.

Rencana pembukaan konsulat AS di Palestina juga diyakini Israel tak akan terealisasi. Hal ini disampaikan Wakil Menlu Israel beberapa waktu lalu.

"Saya yakin saya punya alasan bagus untuk berpikir ini tidak akan terjadi," kata Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Idan Roll kepada Ynet TV Israel.

"Amerika memahami kompleksitas politik. Kami memiliki hubungan yang sangat baik. Kami tidak percaya mengejutkan mereka. Saya tidak berpikir mereka akan mencoba mengejutkan kami," imbuhnya.

Meski ditentang Israel, juru bicara Kedutaan Besar AS menegaskan bahwa rencana pembukaan kembali Konsulat AS di Yerusalem akan tetap dilanjutkan.

"Seperti yang diumumkan Menteri (Luar Negeri AS Antony) Blinken pada Mei, Amerika Serikat akan melanjutkan proses untuk membuka kembali Konsulat kami di Yerusalem. Kami tidak memiliki informasi tambahan untuk dibagikan saat ini," sebut juru bicara tersebut.

Juru bicara itu juga menegaskan bahwa AS tidak mencabut keputusannya memindahkan Kedutaan Besar ke Yerusalem maupun tidak mencabut pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

Halaman 2 dari 3
(izt/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads