Kelaparan Massal, Taliban Minta Dana Afghanistan di Luar Negeri Dicairkan

Kelaparan Massal, Taliban Minta Dana Afghanistan di Luar Negeri Dicairkan

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 29 Okt 2021 18:50 WIB
Afghans wait in front of a bank as they try to withdraw money in Kabul, Afghanistan, Sunday, Sept. 12, 2021. (AP Photo/Bernat Armangue)
Ilustrasi -- Situasi krisis di Afghanistan yang kini dikuasai Taliban (dok. AP Photo/Bernat Armangue)
Kabul -

Pemerintahan Taliban yang berkuasa di Afghanistan menyerukan pencairan dana cadangan miliaran dolar Amerika milik Bank Sentral Afghanistan yang disimpan di luar negeri dan kini dibekukan. Seruan ini disampaikan saat Afghanistan menghadapi krisis uang tunai dan kelaparan massal.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (29/10/2021), Afghanistan memarkir aset miliaran dolar Amerika di luar negeri yang disimpan di Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan beberapa bank sentral lainnya di Eropa. Namun dana itu dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat pada Agustus lalu.

Juru bicara Kementerian Keuangan Taliban, Ahmad Wali Haqmal, menyatakan bahwa pemerintahan Taliban akan menghormati hak asasi manusia (HAM), termasuk pendidikan untuk perempuan, saat dia mengupayakan dana segar selain bantuan kemanusiaan, yang disebutnya hanya memberikan 'bantuan kecil'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bawah kepemimpinan Taliban tahun 1996-2001 silam, sebagian besar perempuan tidak mendapatkan pekerjaan dan pendidikan, dan diwajibkan menutup wajah mereka dan harus selalu didampingi kerabat laki-laki saat pergi keluar rumah.

"Uang itu milik bangsa Afghanistan. Berikanlah uang kami," ucap Haqmal kepada Reuters.

ADVERTISEMENT

"Membekukan uang ini tidak etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional," cetusnya.

Secara terpisah, seorang pejabat Bank Sentral Afghanistan menyerukan negara-negara Eropa, termasuk Jerman, untuk mencairkan dana cadangan Afghanistan demi menghindari keruntuhan ekonomi yang bisa memicu migrasi massal ke Eropa.

"Situasinya gawat dan jumlah uang tunai semakin berkurang," sebut anggota dewan Bank Sentral Afghanistan, Shah Mehrabi, kepada Reuters.

Simak video 'Taliban Minta Negara Tetangga Akui Pemerintahan Baru Afghanistan':

[Gambas:Video 20detik]



"Hanya cukup untuk saat ini ... untuk menjaga Afghanistan tetap berlanjut sampai akhir tahun," imbuhnya.

"Eropa akan terkena dampak paling parah, jika Afghanistan tidak mendapatkan akses terhadap uang ini," ujar Mehrabi memperingatkan. "Anda akan mendapatkan pukulan ganda karena tidak bisa mendapatkan roti dan tidak mampu membelinya. Orang-orang akan putus asa. Mereka akan pergi ke Eropa," ucapnya.

Seruan bantuan mencuat saat Afghanistan menghadapi keruntuhan perekonomiannya yang sudah rapuh. Kepergian pasukan asing pimpinan AS dan banyak donatur internasional juga meninggalkan negara itu tanpa memberikan hibah yang membiayai tiga perempat dari pengeluaran negara.

Meskipun negara-negara Barat ingin menghindari bencana kemanusiaan di Afghanistan, mereka enggan memberikan pengakuan resmi bagi pemerintah Taliban.

Lebih lanjut, Mehrabi menuturkan bahwa meskipun AS telah menegaskan tidak akan mencairkan dana cadangan US$ 9 miliar yang disimpan di wilayahnya, negara-negara Eropa diharapkan bisa segera mencabut pembekuan terhadap dana cadangan Afghanistan di wilayah mereka.

Dia menyebut sekitar US$ 431 juta dana cadangan Bank Sentral Afghanistan disimpan dengan pemberi pinjaman Jerman, Commerzbank, dan sekitar US$ 94 juta disimpan di Bank Sentral Jerman, Bundesbank. Kemudian Bank for International Settlements, kelompok yang memayungi bank sentral global di Swiss, menyimpan sekitar US$ 660 juta dana cadangan Afghanistan.

Ketiga pihak itu menolak memberikan komentar.

Mehrabi menyatakan bahwa Afghanistan membutuhkan US$ 150 juta setiap bulannya untuk 'mencegah krisis yang mungkin terjadi', menjaga mata uang lokal dan harga-harga tetap stabil, serta setiap transfer akan dipantau auditor.

"Jika dana cadangan tetap dibekukan, para importir Afghanistan tidak akan mampu membayar pengiriman mereka, bank-bank akan mulai kolaps, makanan akan menjadi langka, toko kelontong akan kosong," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads